Advertisement
Petani Milenial Bisa Geser Dominasi Pekerjaan dari Kota ke Desa

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Program Petani Milenial yang digulirkan pemerintah diharapkan mampu menggeser dominasi pekerjaan yang selama ini lebih banyak di kota menjadi di desa. Catatannya, desa harus menambah penguasaan teknologi.
Politikus Ridwan Kamil menilai regenerasi petani sudah terlihat dari penggunaan teknologi pengolahan pertanian hingga pemasaran yang banyak diterapkan petani milenial. Hal ini tidak ditemui pada petani lansia. Petani milenial bahkan menyian tanaman menggunakan ponsel dan menjual panen lewat e-commerce
Advertisement
"Petani muda saat ini sudah pakai teknologi, menyiram tanaman menggunakan handphone, penjualan dengan e-commerce, ini tidak terjadi di generasi petani tua," katanya dalam rilisnya, Jumat (25/3/2022).
Ia menilai jika penguasaan teknologi di desa terus dikembangkan sehingga terjadi perpaduan antara petani milenail dengan desa digital, maka ke depan akan mampu menggeser kesejahteraan yang selama ini didominasi perkotaan ke pedesaan.
"Petani Milenial ini jika dipadukan dengan desa digital, maka kesejahteraan akan bergeser, tidak hanya didominasi oleh pekerjaan di kota, melainkan juga di desa asal menguasai teknologi," ujar Ridwan Kamil ini.
Ia menegaskan petani milenial bukanlah program karpet merah yang secara instan menghasilkan keuntungan tanpa rintangan. Mereka pasti menemui kendala, seperti akses ke perbankan karena tak memenuhi persyaratan, salah komoditas, hingga gagal panen. Program ini diibaratkan pendakian gunung yang harus selalu didampingi pemerintah lewat pelatihan, anggaran, lahan, teknologi sampai pemasaran.
Selain itu, program tersebut bukan program karpet merah yang bisa langsung sukses, melainkan butuh didampingi pemerintah melalui pelatihan, anggaran, lahan, peralatan, dan pemasaran.
"Seperti di Jawa Barat, setelah satu tahun, dari sekian banyak yang mengikuti program Petani Milenial diwisuda sebanyak 1.249 orang. Berbagai macam latar belakang, mulai dari mereka keluarga petani, juga ada sarjana non-pertanian seperti psikologi, sastra, mahasiswa, dosen, seniman, maupun ibu rumah tangga,” katanya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement