Sleman Targetkan 1.000 Petani Milenial Tahun Ini
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman menargetkan 1.000 pemuda dan pemudi di Sleman menjadi petani milenial. Agar produk pertanian yang dihasilkan dapat dikenal lebih luas, mereka dilatih menggunakan media promosi yang minim biaya dan berbagai pelatihan lainnya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman Heru Saptono mengatakan sampai saat ini generasi milenial masih terus dijadikan sebagai target utama untuk mendongkrak kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) di bidang pertanian. Salah satu tujuannya, untuk menumbuh kembangkan kewirausahaan muda pertanian di Indonesia.
Advertisement
Keterlibatan dan kiprah generasi milenial di Sleman, katanya, diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian. "Sampai saat ini, data yang sudah kami daftarkan di Simluhtan sebanyak 294 petani milenial. Target Sleman sebanyak 1.000 orang, atau untuk DIY sebanyak 5.000 orang petani milenial," kata Heru, Rabu (17/2/2021).
Baca juga: Rekruitmen CPNS dan PPPK 2021 Dibuka April-Mei
Untuk meningkatkan kapasitas SDM petani milenial, Dinas pun menggelar pelatihan bagi para petani milenial awal Februari lalu. Sebanyak 20 orang pemuda dan pemudi dari 17 kapanewon dibekali dengan berbagai pelatihan. Mereka dilatih untuk memahami berbagai sektor, seperti prospek bisnis hortikultura, komunitas perdagangan lokal dan nasional, melakukan riset pasar sederhana hingga copy writing promosi produk pertanian.
Selain itu, para peserta juga diberi pelatihan terkait permodalan, dinamika kelembagaan dan kelompok, teknik pembuatan konten iklan vidio, dan penyusunan rencana tindak lanjut. Diharapkan setelah pelatihan ini, kata Heru, para petani milenial mendapatkan kemampuan lebih untuk berkembang dan maju.
"Mereka juga diarapkan dapat lebih cermat dalam membaca peluang pasar dengan produk yang berkualitas dan spesifik, mampu menciptakan produk uggulan, dapat membaca atau memprediksi pasar dan mampu memanfaatkan atau menguasai teknologi, baik itu teknologi on farm-off farm dan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran produknya," kata Heru.
Baca juga: Kulonprogo Serius Kembangkan Durian
Dijelaskan Heru, pembangunan pertanian saat ini tidak cukup mengandalkan ketersediaan sarana, prasarana dan inovasi saja. Hal lain yang paling fundamental di antaranya adalah bagaimana membangun SDM pertanian. SDM pertanian, lanjut dia, harus terus dibangun untuk melahirkan generasi penerus yang kuat, maju dan mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan.
"Peran petani milenial penting sekali. Mereka memiliki jiwa yang adaptif dalam pemahaman teknologi digital, tidak terlalu kaku dalam melakukan identifikasi dan verifikasi teknologi," katanya.
Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto berharap kalangan petani muda tidak hanya fokus menanam dan berinovasi dalam pengolahan hasil pertanian, melainkan juga memperkuat pemasaran olahan tanaman cabai. "Sebab, petani milenial ini lebih melek teknologi sehingga bisa menyasar pemasaran daring," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement