Advertisement

Penanganan Bencana di Sleman Belum Sentuh Dana Tak Terduga

Abdul Hamied Razak
Senin, 04 April 2022 - 21:57 WIB
Bhekti Suryani
Penanganan Bencana di Sleman Belum Sentuh Dana Tak Terduga Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Penanganan dampak bencana di Sleman sejak Januari hingga Maret 2022 masih menggunakan dana reguler di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Bila kerusakan akibat bencana membutuhkan penanganan yang lebih besar maka BPBD akan memanfaatkan dana Belanja Tak Terduga (BTT) sekitar Rp47 Miliar.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengatakan selama ini penananganan dampak bencana selama ini masih menggunakan dana reguler di masing-masing OPD dan belum menyentuh dana BTT. Meski begitu, instansinya telah menyiapkan skema pemberian bantuan bahan bangunan bagi infrastruktur dan rumah warga yang terkena bencana sebagai dampak dari cuaca ekstrim saat ini.

Advertisement

Misalnya dana perbaikan jalan atau jembatan yang longsor akibat hujan deras yang melanda wilayah Sleman beberapa waktu. Dia menyontohkan, di kawasan Prambanan, terdapat empat titik longsor yang bersifat longsor kecil, namun tetap mengganggu akses jalan karena biasa digunakan masyarakat.

BACA JUGA: Perang Ukraina Hari ke-40: Ditemukan Lautan Mayat di Kota Bucha, Irpin, dan Hostomel

"Kami menyiapkan BTT untuk merevitalisasi infrastruktur terdampak bencana. Cuma dana BTT Rp47 miliar itu bukan hanya untuk BPBD tetapi juga untuk OPD lainnya," katanya, Senin (4/4/2022).

Selain banjir dan longsor, katanya, BPBD masih menghadapi bencana pohon tumbang jika terjadi angin kencang. Potensi pohon tumbang ini dinilai besar mengingat masih sering ditemukan kasus pohon tumbang. Apalagi Sleman saat ini menghadapi musim pancaroba. "Sejak Januari hingga akhir Maret lalu, kami mencatat sampai 200 pohon yang tumbang," katanya.

Makwan menjelaskan, pohon yang roboh biasanya mengalami pelapukan di bagian batang, dan tak jarang pohon tersebut jatuh menimpa jaringan listrik. "Nah yang paling dirasakan itu jika jaringan listrik tersebut mati hingga 6 jam lebih. Pohon-pohon tumbang yang ada di jalan ini biasanya banyak pelapukan didahannya," jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Ephiphana Kristiyanti mengklaim instansinya telah melakukan penyisiran hingga pemotongan pohon-pohon perindang yang tumbuh di sepanjang jalan yang dinilai membahayan masyarakat.

"Harapannya pohon-pohon tersebut tidak mengganggu masyarakat bila memasuki musim pancaroba atau cuaca ekstrim seperti saat ini. Jika sudah terlalu rimbun, maka dipangkas," katanya.

DLH mencatat hanya sekitar tujuh pohon milik Pemkab yang roboh akibat bencana angin beberapa hari terakhir. Kebanyakan pohon yang roboh berstatus milik warga. "Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar mawas diri dengan kondisi pohon di sekitarnya. Kami meminta warga terus aktif melaporkan kepada kami jika terdapat pohon perindang yang mengganggu untuk segera ditebang," katanya.

Dijelaskan Ephiphana, pohon yang telah rapuh atau rindang, dapat dipangkas dan digantikan dengan pohon baru yang ditanam dari biji bukan dari stek atau cangkok, sebab pohon yang ditanam dari biji maka akarnya tunjang dan lebih kuat mengikat tanah. "Kami (DLH) menganjurkan kepada masyarakat jika menanam pohon, tanam dari biji sehingga akarnya dapat mengikat tanah dengan kuat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement