Advertisement

Muffest+ 2022: Outfit Karya Desainer Jogja Lia Mustafa Terinspirasi Tarian Sufi

Bernadheta Dian Saraswati
Sabtu, 09 April 2022 - 19:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Muffest+ 2022: Outfit Karya Desainer Jogja Lia Mustafa Terinspirasi Tarian Sufi Salah satu karya desainer Lia Mustafa yang ditampilkan dalam Muffest, Sabtu (9/4/2022). - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah desainer memamerkan karyanya dalam Muffest+ 2022 di Hartono Mall, Sabtu (9/4/2022) sore. Salah satunya adalah desainer Jogja, Lia Mustafa. 

Mengangkat tema SeAkan, ia menyajikan delapan outfit dengan nuansa warna hitam dan merah. Kain yang dipakai adalah linen dan woven lurik. Tetap dengan ciri khasnya, ia selalu menghadirkan detail zipper dalam setiap karyanya. 

Advertisement

Lia mengatakan, delapan outfitnya terinspirasi dari Tari Sufi. Menurutnya Tarian Sufi adalah sebuah bentuk meditasi aktif secara fisik yang berasal dari kalangan Sufi dan masih dipraktikan oleh ordo Dervish dan Mevlevi Sufi. Tarian tersebut merupakan sebuah tarian yang ditampilkan bersama dengan Sema atau upacara sembahyang.

Sambil berputar, lengan penari terbuka dengan tangan kanannya diarahkan ke langit, mewakili kesiapannya untuk menerima kebaikan Tuhan. Tangan kiri penari itu berbalik ke arah bumi, mewakili kesediaannya untuk menyampaikan karunia rohani Tuhan kepada mereka yang menyaksikan Sema.

"Juga dipercaya bahwa ketika berputar dari kanan ke kiri di sekitar jantungnya sendiri, para penari memeluk semua umat manusia dengan cinta, karena para Sufi percaya bahwa manusia diciptakan dengan cinta untuk mencintai. Sebuah kutipan oleh Rumi menyatakan bahwa, 'Semua cinta adalah jembatan menuju cinta Ilahi. Namun, mereka yang belum memiliki rasa itu tidak tahu," kata Lia dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Sabtu. 

Umumnya, warna jubah yang digunakan berwarna hitam sebagai lambang atas kuburan dan warna putih dalam kemeja melambangkan kain kafan. Perpaduan warna itu digunakan untuk mengingatkan manusia pada kematian yang tak terduga.

Turban yang dipakai pria (saat itu) melambangkan rasa hormat dan menghargai. Jika ada pria yang bertukar turban, hal itu melambangkan persahabatan yang kekal. Sedangkan menghadiahkan turban kepada seseorang dianggap sebagai rasa percaya kepada orang tersebut.

Di beberapa negara, turban adalah aksesori penting yang tak terpisahkan dari beragam kebudayaan dan agama. Di beberapa daerah seperti Persia, Turki dan India, mengenakan turban menjadi salah satu kebudayaan yang masih terus dijaga. Di negara muslim, turban dililitkan setelah memakai topi atau peci , bahkan dalam perkembangannya, turban digunakan oleh Para wanita pecinta fashion.

"Kenapa Tarian Sufi yang diambil [sebagai tema], sebagai rasa syukur dan doa yang terbaik bagi bangsa atau dunia ini untuk meninggalkan masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan," kata Lia. 

"SeAkan kita sudah terbebas dari pandemi ini dan memang kita harus bisa beradaptasi dengan pandemi ini. SeAkan kita menari-nari penuh kebahagiaan dan menjemput impian kita yang tersudahi. SeAkan kita tetap bersyukur dan berharap sesuatu kejadian akan berkah ta’ terduga akan datang. SeAkan kita selesai untuk ini semua dan berputar-putar penuh kebahagiaan". *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement