Advertisement
Ini Ancaman Penyakit dari Pakaian Thrifting

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Belakangan, jagat dunia maya ramai dengan cerita seorang laki-laki yang mengalami penyakit kulit moluskum di wajahnya. Dalam kronologis ceritanya, laki-laki tersebut penyebab penyakit moluskum berasal dari kebiasaan memakai baju thrifting atau baju bekas tanpa dicuci terlebih dahulu.
"Jadi menurut dokter yang menangani kasus aku ini, ini faktor terbesarnya adalah aku beli baju thrifting tanpa dicuci terlebih dahulu. Karena kita enggak tahu guys, pemilik baju sebelumnya itu punya penyakit apa. Terus punya riwayat sakit apa, itu kan enggak pernah kita tahu," kata pemilik akun @onenevertwhoo, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Dokter Spesialis Kulit, Ruri Diah Pamela, mengatakan bahwa moluskum kontagiosum merupakan infeksi kulit yang disebabkan virus dari kelompok pox virus. Bagi orang yang terinfeksi, mereka akan mengalami gejala benjolan kecil berwarna putih atau pink. Benjolan itu biasanya disertai dengan lekukan di tengahnya.
"Moluskum bisa menyebar lewat kontak kulit langsung maupun melalui benda yang terkontaminasi, seperti handuk, pakaian, atau alat cukur," kata Ruri.
BACA JUGA: Toko Pakaian Bekas di Klaten Dibanjiri Pembeli pada H-1 Lebaran 2025
Ada kemungkinan, lanjutnya, virus tersebut berpindah dari baju bekas ke tubuh manusia. Risikonya akan semakin besar bila baju sebelumnya dimiliki oleh seorang pasien moluskum dan baju tidak dicuci sebelum digunakan. Bagi masyarakat yang membeli pakaian jenis tersebut, perlu memperhatikan kebersihannya apabila hendak memakainya.
"Meskipun kasus seperti ini jarang, tetap ada potensi penularan melalui pakaian bekas yang belum disterilisasi," katanya.
Ragam Alasan Memilih Thrifting
Ada beragam alasan seseorang membeli barang-barang thrifting. Fenomena ini, salah satunya bisa kita lihat dalam penelitian berjudul Fenomena Thrifting Fashion di Era Milenial (Studi pada Mahasiswa Pengguna Thrifting Fashion di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo) karya Ridwan Ibrahim, Rahmatiah, Sahrain Bumulo, dan Selvin Apajulu.
Penelitian yang rilis tahun 2024 tersebut terbit di jurnal Sosiologi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan partisipan terhadap fashion thrift berbeda-beda. Pertama, beberapa orang melihat thrifting sebagai cara untuk tetap tampil modis dengan tetap menghemat uang. Alasan kedua orang suka thrifting untuk berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan, dengan memanfaatkan pakaian yang sudah ada.
Untuk alasan ketiga, orang suka thrifting sebagai cara untuk mengekspresikan kreativitas dan gaya pribadi melalui kombinasi unik barang bekas. "Motif ekonomi karena harga murah sesuai dengan kondisi keuangan mahasiswa, dan motif gaya hidup karena pengaruh dari teman maupun media sosial yang melatarbelakangi penggunaan thrifting fashion menjadi alasan lainnya," tulis dalam laporan tersebut.
Potensi Penyakit yang Muncul Akibat Baju Thrifting
Ada beragam potensi penyakit yang bisa muncul dari menggunakan baju thrifting. Dyah Novita Anggraini dair Klikdokter mengatakan bahwa potensi penyakit pertama berupa kudis (scabies). Kudis disebabkan oleh tungau kecil yang disebut Sarcoptes scabiei. Tungau ini dapat hidup pada pakaian dan kain hingga beberapa hari. Penularan kudis dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau melalui pakaian dan kain yang telah terkontaminasi. Gejala kudis termasuk gatal yang intens, terutama di malam hari, serta ruam berbintik merah dan benjolan kecil.
Bisa juga seseorang terkena dermatofitosis (tinea) dari baju thrifting. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang dapat mempengaruhi kulit, rambut, dan kuku. Jamur dermatofit dapat bertahan hidup pada pakaian dan kain untuk waktu yang cukup lama, terutama dalam kondisi yang lembab. Penyakit ini dapat menular melalui kontak dengan pakaian yang terkontaminasi. Gejalanya meliputi bercak merah, gatal, dan bersisik pada kulit.
Potensi penyakit lainnya dari baju tersebut berupa infeksi bakteri. "Beberapa infeksi bakteri seperti impetigo dapat ditularkan melalui pakaian. Impetigo disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan luka yang berisi cairan, yang kemudian membentuk kerak. Bakteri ini dapat bertahan pada kain dan menular melalui kontak dengan pakaian yang terkontaminasi," katanya.
Ada pula kemungkinan seseorang yang memakai baju thrifting terkena herpes simpleks. Virus herpes simpleks (HSV) adalah virus yang menyebabkan infeksi pada kulit dan selaput lendir. Kemudian molluscum contagiosum, atau infeksi virus kulit yang disebabkan oleh virus pox. Tidak hanya itu, terdapat juga potensi penyakit berupa pedikulosis (kutu) atau parasit yang dapat menyebar melalui kontak langsung atau melalui pakaian dan barang-barang pribadi seperti topi dan sisir.
Penyakit-penyakit tersebut dapat menular melalui beberapa mekanisme saat membeli pakaian bekas, antara lain kontak langsung dengan pakaian yang terinfeksi, kondisi penyimpanan yang tidak higienis, hingga penggunaan bersama. Beberapa pakaian bekas mungkin telah digunakan oleh banyak orang sebelum dijual kembali. Penggunaan bersama ini dapat meningkatkan risiko penularan penyakit melalui kontak dengan kulit atau cairan tubuh yang terinfeksi.
Untuk mengurangi risiko penularan penyakit melalui pakaian thrifting, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil. Cuci pakaian dengan benar. Segera setelah membeli pakaian bekas, cucilah dengan air panas dan deterjen. Air panas dapat membantu membunuh banyak patogen yang mungkin ada pada kain. Jika memungkinkan, tambahkan desinfektan ke dalam cucian.
Cara setelahnya berupa penggunaan dryer. Mengeringkan pakaian di mesin pengering dengan suhu tinggi juga dapat membantu membunuh patogen yang mungkin tersisa setelah pencucian. Suhu tinggi efektif untuk membunuh kutu, tungau, dan beberapa jenis bakteri dan virus. Langkah selanjutnya berupa menyetrika pakaian.
BACA JUGA: Komunitas Baju Bekas Ingin Ada Pengecualian Terbatas untuk Kebijakan Larangan Impor
"Hindari pakaian dengan kondisi tertentu, misal adanya tanda-tanda infeksi pada pakaian bekas, seperti bercak, bau tidak sedap, atau tanda-tanda kelembaban. Hindari membeli pakaian dengan tanda-tanda tersebut," katanya. "Pilihlah toko thrifting yang menjaga kebersihan dan memiliki standar sanitasi yang baik. Toko yang bersih dan teratur cenderung lebih aman daripada yang berantakan dan kotor."
Masih Ada Meski Dilarang
Pemerintah Republik Indonesia memperbaharui peraturan pelarangan impor pakaian thrifting atau pakaian bekas pada 2022. Meski sudah ada pelarangan, namun masih ada kegiatan penjualan baju thrifting di beberapa pusat perbelanjaan.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan, kementeriannya masih melakukan penyelidikan terkait kembali maraknya perdagangan pakaian bekas asal impor di pusat-pusat perbelanjaan. Kementeriannya, lanjut Zulkifli, tidak hanya diam melihat peredaran pakaian bekas asal impor yang dapat ditemui di beberapa tempat seperti Pasar Senen, Pasar Tanah Abang serta melalui perdagangan digital atau e-commerce. "Saya dapat informasi, ini lagi diselidiki ya. Tunggu tanggal mainnya," katanya, beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Dirjen PKTN), Moga Simatupang, mengatakan Kemendag terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait termasuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta kepolisian. Moga menyebut, barang-barang bekas memang boleh diperdagangkan asalkan tidak berasal dari luar negeri atau impor dan dijual kembali.
"Ketentuannya kan masih, impornya yang dilarang, perdaganganya kan enggak dilarang. Seperti saya berkali-kali bilang, dagang mobil bekas boleh, motor bekas boleh," katanya.
Importir barang-barang bekas yang berasal dari impor yang bermasalah akan menjalani pemeriksaan di kepolisian. Sementara PKTN bertugas untuk memberikan sanksi administratif kepada importir-importir yang melanggar ketentuan. "Kita tegur agar tidak mengulanginya lagi terhadap barang yang kita musnahkan, kalau mereka berbuat lagi nanti kita cabut izinnya," kata Moga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- 10 Tersangka Kasus Narkoba Ditangkap, Dari Kurir Paket Hingga Karyawan BPR
- Pembeli Tanah Pertanyakan Langkah Anak Mbah Tupon Melaporkan Dirinya ke Polda DIY
- Hore! Jaringan Internet di Kawasan Wisata Pantai Selatan Kulonprogo Diperluas
- Sampah dari Pasar Gamping yang Dibuang di Kawasan Pantai Dewa Ruci Akhirnya Dikubur
- Terganggu Bau, Warga Jaranan dan Sawit Panggungharjo Tolak Perluasan ITF Niten
Advertisement
Advertisement