Advertisement

ARPI Ikut Gelar Demo di Jogja, Ini Tuntutannya

Lugas Subarkah
Senin, 11 April 2022 - 18:37 WIB
Arief Junianto
ARPI Ikut Gelar Demo di Jogja, Ini Tuntutannya Sejumlah massa aksi membentangkan banner tuntutan, di bundaran UGM, Senin (11/4/2022). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Tak hanya BEM SI yang berdemo di Jakarta, Senin (11/4), sekelompok warga Jogja yang menamakan dirinya Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (ARPI), juga menggelar aksi menolak tiga periode presiden dan sejumlah isu lainnya, di Bundaran UGM.

Koordinator Lapangan Aksi, Dani Eko Wiyono, menjelaskan setidaknya ada empat tuntutan yang disuarakan massa aksi, yakni menolak tiga periode, melawan komunisme, turunkan harga-harga kebutuhan seperti minyak goreng dan BBM, serta hancurkan oligarki.

Advertisement

Ia menegaskan aksi ini tidak berorientasi pada politik praktis, namun sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap kondisi saat ini. “Kami tidak membawa nama ormas [organisasi masyarakat] apapun dan tidak mengusung tokoh siapa pun,” ujarnya.

BACA JUGA: Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar, Begini Perkembangan Kubah Lava  

Ia berharap masyarakat harus Bersatu untuk menyuarakan haknya. Adapun garis besar tuntutan massa aksi yakni pertama, menolak tiga periode Presiden. Dalam hal ini masa aksi juga menolak penundaan pemilu pada 2024 mendatang.

Meski Presiden Joko Widodo telah mengumumkan tidak ada penundaan pemilu, ia tidak yakni realisasinya pada 2024 mendatang. “Jokowi sudah mengumumkan penundaan pemilu dibatalkan, tapi saya belum percaya. Karena banyak kejadian Presiden bilang tidak tapi iya, bilang iya tapi tidak,” katanya.

Kedua, massa aksi meminta pemerintah menurunkan harga-harga kebutuhan pokok yang semakin hari semakin naik semua. “Pertamax naik, pasti berdampak pada yang lainnya. Minyak goreng langka dan mahal, kasihan ibu-ibu,” ungkapnya.

BACA JUGA: Demo Besar, Mahasiswa di Jogja Bakal Bergerak ke Jakarta

Ketiga, lawan komunisme, yakni melawan paham komunisme. Jangan sampai ada komunisme gaya baru di Indonesia, seperti kebijakan terbaru TNI yang memperbolehkan pendaftar berasal dari keturunan komunisme.

“Berikutnya lawan oligarki. Oligarki ini harus kita hancurkan. Indonesia jaman dulu, jaman Suharto, lebih gampang ternyata karena yang berkuasa hanya satu. Saat ini tidak lagi. Banyak orang berkuasa dan oligarki adalah mereka yang berkuasa, bekerja sama mengeruk harta dari negara kita,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelajar Meninggal saat Seleksi Paskibra Sempat Alami Kejang dan Mulut Keluar Busa

News
| Sabtu, 20 April 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement