Advertisement

Marak Klithih, Mau Beli Sabit Disarankan Bawa Kartu Pengantar RT-RW

Bernadheta Dian Saraswati
Selasa, 12 April 2022 - 11:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Marak Klithih, Mau Beli Sabit Disarankan Bawa Kartu Pengantar RT-RW Para tersangka dan barang bukti senjata tajam yang diamankan polisi dari tawuran dua geng pelajar di Bantul - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Kasus klithih di Jogja semakin marak terjadi. Peristiwa yang terus bermunculan belakangan ini membuat penjual sabit atau arit ikut ketar-ketir. Warganet pun juga mengusulkan agar pembelian arit harus menyertakan surat pengantar agar tidak disalahgunakan.

Sebelumnya pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta bernama Daffa Adzin Albasith tewas pada Minggu (3/4/2022). Ia terkena sabetan gir dari gerombolan geng SMK di Jogja berinisial M.

Advertisement

Empat hari berselang, Kamis (7/4/2022), pengamen bernama Bagas Pratama, 18, warga Bumijo, Kota Jogja juga dicurigai sebagai pelaku klithih. Ia yang tertangkap di Kampung Badran terbukti membawa arit setelah minum ciu bersama sejumlah rekannya.

Kemudian pada Minggu (10/4/2022), polisi dibantu warga menggerebek markas geng pelajar Brother Hood Community (BHC) di Dusun Bolon, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Bantul,sekitar pukul 23.16 WIB. Polisi menyita sejumlah senjata tajam berupa dua bilah celurit, dua pedang yang panjangnya sekitar 40 sentimeter, dan sarung yang dibundeli ujungnya.

Baca juga: 7 Fakta Klithih Jogja: Ayah Korban Anggota DPRD hingga Kata Kasar Rombongan Pelaku

Melihat banyaknya kasus klithih yang rata-rata dilakukan anak remaja itu turut membuat pedagang perlengkapan pertanian ikut was-was. Pasalnya, para remaja kasus klithih itu kebanyakan membawa senjata tajam seperi celurit dan arit. 

Pedagang sampai melakukan sesuatu hal agar barang dagangan mereka tidak dibeli orang yang salah dan disalahgunakan untuk kepentingan kejahatan.

Seperti yang terlihat dalam foto yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover belum lama ini. Di situ terlihat seorang bapak-bapak menjual perlengkapan pertanian berupa sabit atau arit, cangkul, cetok, dan masih banyak lagi.
Benda yang tergolong senjata tajam itu ia jual bukan untuk kejahatan melainkan untuk membantu kegiatan para petani. Agar tidak disalahgunakan ia sampai membuat tulisan yang ditempelkan pada lemari di lapaknya.

Begini isi tulisan yang ditulis dengan mesin ketik dalam sebuah kertas putih itu. "Hanya jual arit untuk keperluan pertanian perkebunan atau untuk kerja bakti tidak melayani untuk kejahatan jalanan klithih".

Berdasarkan caption atau keterangan foto yang ditulis akun tersebut, pria tersebut merupakan pedagang di Pasar Tempel Sleman. "Penjual Arit pasar Tempel Sleman keras lurd . Wkwk "Hanya Jual Arit untuk keperluan pertanian, perkebunan atau utk kerja bakti, tidak melayani untuk KLITIH"," tulis akun tersebut.

Bahkan menurut akun tersebut, pedagang juga memastikan bahwa dagangan yang dibeli bukan untuk kejahatan. Pedagang disebutkan selalu menanyai para pembeli terkait tujuan membeli barang dagangannya. "Sek tenang maszehhh, bakul e nakoni stiap pembeli [Yang tenang maszehhh, pedaganganya selalu tanya kepada setiap pembeli]," lanjut @merapi_uncover.

Aksi yang dilakukan pedagang itu menuai pujian. Warganet banyak memberikan respons di kolom komentar. Bahkan mereka memberikan masukan agar pembeli menyertakan pula surat keterangan.

"Sing tuku kudu bapak2 nggowo surat keterangan seko RT,RW,,kelurahan bahwa yg bersangkutan beli arit untuk keperluan tani [Yang beli harus bapak-bapak membawa surat keterangan dari RT, RW, kelurahan bahwa yang bersangkutan membeli arit untuk keperluan pertanian]," komentar @_andiwae_.

"Besok kalo mau tumbas arit ngisi formulir dulu iya," tulis @nonamonikhaa.

"Tetep kudu nggawe organisasi PERNGARIN (PERSATUAN NGARIT INDONESIA) kok. Dan setiap anggota di bekali KTA ro sertifikat kepemilikan ARIT. Dadine neg meh tuku arit, gari nduduhkan KTAne [Tetap harus mendirikan organisasi PERNGARIN (PERSATUAN NGARIT INDONESIA) kok. Dan setiap anggota dibekali KArtu Tanda Anggota dan sertifikat kepemilikan sabit. Jadi kalau mau beli sabit, tinggal menunjukkan KTA-nya]," usul @wahyuagustinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Instagram

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement