Kekerasan Merajalela! Sultan Siapkan Tempat Penampungan Anak Bermasalah di Pundong
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyiapkan tempat penampungan untuk pendidikan dan pelatihan bagi anak yang bermasalah secara sosial atau terlibat kekerasan jalanan. Lokasinya berada di Pundong Bantul. Langkah itu ditempuh untuk memberikan ruang pendidikan bagi anak terlibat kasus serta mencegah terjadinya kekerasan jalanan atau lazim disebut klithih.
Sultan HB X mengatakan saat ini sedang dirancang untuk menangani anak yang terlibat atau berpotensi melakukan kejahatan jalanan. Pemda DIY akan melakukan pengawasan terhadap keluarga maupun orang tua yang memiliki masalah dengan anaknya. Misalnya perlu ditata kembali program pelatihan yang berada di Pundong Bantul.
Advertisement
Di Pundong saat ini sudah terdapat Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) yang dikelola Dinas Sosial. Lokasi Balai yang berada di Pundong ini akan dijadikan sebagai tempat untuk menampung remaja yang terlibat klithih. Anak ditempatkan di penampungan itu terutama jika orangtua tidak mampu menangani, maka anak berpotensi dikeluarkan dari sekolahnya dan tidak mendapatkan pendidikan lanjutan.
BACA JUGA: Bantul Buka Layanan Vaksin Sambil Ngabuburit Plus Dapat Takjil Gratis
“Iya kalau dia melanjutkan sekolah di tempat lain, kalau terus nganggur? Ya kriminalitasnya makin tinggi, kejahatan semakin tinggi. Lebih baik, bisa enggak kira-kira dititipkan di tempat yang selama ini juga sudah ditangani. Ini kamu coba fasilitasi pendidikan dan pelatihan di Pundong,” kata Sultan di Kepatihan, Selasa (12/4/2022).
Sultan mengatakan jika anak tersebut bersedia tinggal di tempat tersebut, tetap bisa sekolah dan diberikan pelatihan. Mengingat selama ini ketika ada anak nakal terlibat beberapa kasus kemudian diberhentikan dari sekolah. Ia berharap anak tersebut tidak langsung dikeluarkan begitu saja, akan tetapi diarahkan agar bersedia tinggal dan mengikuti pendidikan di Pundong.
“Kalau bersedia ya jangan diberhentikan tetapi dikasih waktu lagi dia berubah enggak. Kalau tidak, nanti bisa putus sekolah bebannya makin tambah besar. Bukan menyelesaikan masalah, pemberhentian dari sekolah itu malah menambah masalah,” ucapnya.
Selama di Pundong tersebut jika orang tuanya tidak mampu, maka anak akan ditampung dan diupayakan mendapatkan orangtua asuh yang akan membiayai kelanjutannya. Melalui cara pelibatan masyarakat ini Sultan berharap masyarakat lain ikut memiliki empati untuk membantu anak jenis ini dengan mendorong unsur sosial kemanusiaan. Seperti membantu kebutuhan sekolah, seragam anak tersebut. Sehingga di satu sisi anak nakal itu bisa berubah namun di sisi lain ada rasa sosial dari masyarakat Jogja untuk membantu anak yang bermasalah ini.
“Sepertinya jadi anaknya dia tetapi bukan anaknya melainkan sifatnya hanya membantu. Siapa tahu selama ini enggak mampu pada waktu anak tersebut ulang tahun juga tidak dikasih gift, siapa tahu dengan bantuan orang lain yang menganggap itu anaknya, mau bertemu anak atau orangtua, silahkan. Perkara orangtua asuh ini memang tidak punya anak Lalu diambil jadi anak beneran ya silahkan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
Advertisement
Advertisement