Advertisement

Peternak Yakin Hewan Kurban Tetap Diminati Masyarakat

David Kurniawan
Kamis, 26 Mei 2022 - 18:37 WIB
Budi Cahyana
Peternak Yakin Hewan Kurban Tetap Diminati Masyarakat Pemeriksaan PMK di tempat penampungan ternak Dagan, Murtigading, Sanden, Rabu (18/5/2022). - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Peternak Gunungkidul tetap optimistis dengan keberlangsungan usaha peternakan meski dihantam berbagai kasus mulai dari antraks hingga penyakit mulut dan kuku. Usaha jual beli ternak diyakini tetap tinggi pada saat Iduladha.

Peternak sapi asal Bejiharjo, Karangmojo, Karnoto, mengatakan munculnya PMK pada hewan ternak menimbulkan rasa khawatir bagi para peternak. Meski demikian, ia yakin permintaan hewan kurban akan tetap tinggi.

Advertisement

“Di Gunungkidul belum ada temuan kasus penyakit mulut dan kuku. Tapi dampaknya sudah terlihat, karena ada penurunan harga sekitar Rp1 juta per ekornya,” katanya, Kamis (26/5/2022).

Meski belum ada temuan kasus PMK, tapi ia meyakini tidak sebahaya kasus antraks. Ia mengungkapkan munculnya antraks tiga tahun lalu berdampak terhadap penjualan hewan kurban.

Kondisi ini makin sulit dengan adanya pandemi Covid-19. Di waktu normal dia bisa menjual hingga 100 ekor sapi, tapi dalam dua tahun terakhir paling banyak hanya 70 ekor.

“Memang ada pengaruhnya. Tapi, saya sudah menyiapkan trik agar hewan kurban tetap laku,” katanya.

Karnoto mengungkapkan, trik khusus ini salah satunya memastikan kesehatan hewan yang akan dijual. “Ya kalau sehat, bisa langsung dijual. Tapi, kalau sakit tidak dijual dan harus diobati sampai sembuh,” katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti, mengatakan pemantauan dan pengawasan terhadap potensi penyebaran PMK terhadap hewan ternak terus dilakukan. Selain pemantauan rutin ke pasar-pasar hewan, juga dilakukan pengawasan lalu lintas ternak di wilayah perbatasan seperti di Kapanewon Ngawen, Semin, Ponjong, Rongkop, dan Girisubo.

“Hingga sekarang belum ada temuan kasus di Gunungkidul,” kata Retno.

Menurut dia, ketiadaan kasus tak lantas membuat pengawasan menjadi mengendor. Pasalnya, upaya pencegahan terus dilakukan dan membutuhkan partisipasi aktif dari warga yang memiliki hewan ternak baik sapi maupun kambing.

Retno mengungkapkan, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan beberapa cara. Langkah paling aman dengan tidak mendatangkan hewan dari luar daerah. Selain itu, untuk memperkuat daya tahan tubuh pada hewan ternak, pemberian pakan harus diperhatikan dengan memberikan pasokan mencukupi dan juga ketersediaan nutrisinya.

“Kandungan gizi pada pakan harus benar-benar diperhatikan. Kalau ada ternak sakit segera laporkan ke mantri hewan terdekat,” katanya.

Dia menambahkan guna memaksimalkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan di lingkungan kandang. Upaya penyemprotan disinfektan juga sangat dibutuhkan agar lokasi kandang bebas dari potensi penyebaran penyakit.

“Penyemprotan bisa dilakukan setiap dua hari sekali. Caranya mudah dan tidak beda jauh dengan pencegahan untuk penyebaran virus Corona,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Letusan Gunung Ruang Berisiko Tsunami, Begini Kronologi Erupsinya

News
| Kamis, 18 April 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement