Advertisement
Flashmob Tari Cikal Gunungkidul Jadi Pembuka Pawai Budaya Peringatan Hari Jadi

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pawai budaya memperingatai Hari Jadi Ke-191 Gunungkidul dibuka dengan flashmob tari kolosal yang menceritakan babat alas nangka doyong sebagai cikal bakal Wonosari yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Gunungkidul. Atraksi ini tidak hanya diikuti 100 penari, tapi juga diikuti tamu undangan untuk ikut menari.
Beberapa undangan yang hadir di antaranya berasal dari Pemda DIY, Kabupaten Sleman, Kotamadya Semarang hingga perwakilan dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Adapun tari yang dibawakan merupakan tari kolosal Bagaskoro Sumingkar.
Advertisement
Tari ini menceritakan perjuangan Ki Demang Wonopawiro yang bekerja bersama-sama dengan masyarakat untuk membuka Alas Nongko Doyong. Hutan ini kemudian dikenal sebagai cikal bakal Kota Wonosari yang kemudian menjadi ibukota kabupaten.
Kepala Kundho Kabudayan atau Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Choirul Agus Mantara mengatakan, tari kolosal melibatkan pegiat seni di Gunungkidul. Di dalam pementesan juga mengajak tamu undangan untuk menari bersama.
“Para penari pentas terlebih dahulu. Setelah selesai, tamu undangan diajak untuk menari bersama,” kata Mantara kepada harianjogja.com, Minggu (29/5/2022).
Dia menjelaskan Pawai Budaya merupakan rangkaian peringatah Hari Jadi Ke-191 yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Gunungkidul. Kirab diselenggarakan untuk memberikan ruang ekspresi bagi pelaku seni budaya agar dapat menampilkan kemampuan dan ketrampilannya dalam berolah seni.
Selain itu, juga memberikan apresiasi bagi masyarakat agar lebih mencintai seni budaya. Adapun tujuannya dari kegiatan sebagai upaya melestarikan kesenian daerah sebagai khasanah budaya bangsa dalam menunjang Kebudayaan Nasional. Tak hanya itu, juga sebagai sarana meningkatkan fungsi kesenian daerah sebagai penangkal masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Total ada 16 grup seni budaya yang berpartisipasi dalam pawai yang berasal dari internal Gunungkidul, maupun perwakilan dari luar daerah. Mereka yang terlibat termasuk seniman dari Jakarta (TMII) dan Komunitas Jepang serta seniman Banyuwangi.
“Ini juga untuk memberikan hiburan kepada masyarakat karena sudah dua tahun tidak ada tontonan yang menanmpilkan seni budaya unggulan lokal dan seni budaya daerah lain,” kata Mantara.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta memberikan apresiasi atas terselenggaranya pawai budaya yang diselenggarakan pada Minggu siang. Menurut dia, apresiasi dari masyarakat sangat tinggi karena ribuan pasang mata menghadiri acara ini. “Selamat menikmati dan saya berpesan untuk tetap tertib hingga acara usai,” katanya.
Menurut dia, peringatan tahun ini mengambil tema Kridhaning Makarya. Sunaryanta mengatakan tema itu bermakna perlunya sinergi kerja keras antara pemerintah dan masyarakat untuk membangun Gunungkidul.
“Semua bisa dicapai secara bersama-sama dengan melalukan kerja keras. Ini yang dibutuhkan agar Gunungkidul bisa berkembang ke arah yang lebih baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Potensi Transaksi Narkoba di Indonesia Capai Rp524 Triliun Per Tahun
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Ketentuan SPMB DIY 2025 Jalur Domisili Pengganti Zonasi, KK Famili Lain Tak Bisa Daftar Sekolah Terdekat
- Kasus Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan Terjadi di Bantul, Dinas Upayakan Mediasi
- 5 Warga Sleman Gagal Berangkat Haji di 2025, Ini Penyebabnya
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
- Libur Panjang, Okupansi Hotel di Bantul Mencapai hingga 100 Persen
Advertisement