Advertisement
Ubur-Ubur Mulai Jarang Terlihat di Pantai Gunungkidul, Pengunjung Tetap Diminta Waspada

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pengunjung pantai di kawasan Gunungkidul diimbau tetap mewaspadai ancaman sengatan ubur-ubur kendati saat ini hewan bertubuh bening itu ditengarai sudah menghilang dari perairan.
Menurut data Satlainmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, sejak kali pertama terlihat akhir Juni lalu, hingga kini sudah ada puluhan pengunjung yang dilaporkan menjadi korban sengatan hewan laut dikenal dengan sebutan inpes oleh warga lokal tersebut.
Advertisement
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, Marjono mengatakan ubur-ubur sudah mulai terlihat di akhir Juni lalu. Sejak kemunculan tersebut, sudah ada puluhan wisatawan yang menjadi korban sengatan hewan ini.
Sebagai contoh, pada Minggu (29/6/2025) terdapat 24 pengunjung yang tersengat ubur-ubur. Adapun rinciannya, sebanyak enam pengunjung menjadi korban di Pantai Krakal, satu pengunjung di Pantai Drini, Pantai Sepanjang ada tujuh korban, Pantai Kukup empat orang dan Pantai Ngrawe ada enam korban. “Mayoritas yang tersengat adalah anak-anak,” katanya, Kamis (3/7/2025).
Meski demikian, hingga saat ini belum ada tambahan korban pengunjung yang tersengat. Hal itu terjadi karena keberadaan ubur-ubur kembali ke tengah. “Terus kami pantau. Hasil monitoring terkini, kawanan ubur-ubur ada di tengah dan belum menepi,” ucap dia.
Oleh karena itu, Marjono meminta kepada pengunjung pantai untuk tetap waspada dan berhati-hati akan potensi sengatan ubur-ubur. Binatang laut yang tergolong ke dalam kelas Scyphozoa, biasanya muncul pada saat suhu di laut dingin sehingga menepi ke darat.
Pada saat berada di pantai, binatang ini mudah sekali disentuh. Terlebih lagi, bentuknya yang menarik karena seperti balon dengan warna kebiru-biruan. Meski demikian, ada potensi bahaya bagi setiap orang yang menyentuhnya karena bisa tersengat. “Memang menarik bentuk maupun warnanya, tapi mengandung bahaya,” katanya.
Di musim liburan sekolah seperti ini, para pengunjung diminta lebih berhati-hati lagi agar tidak menjadi korban sengatan. “Kami sudah siapkan obat-obatan untuk pertolongan pertama kepada korban. Biasanya, kemunculan ubur-ubur terlihat mulai Juli hingga September,” katanya.
Sementara Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron, Surisdiyanto mengatakan dampak dari sengatan ubur-ubur bisa menimbulkan rasa panas di sekitar luka.
Selain itu, terkadang juga memberikan efek nyeri, gatal, sesak nafas, bahkan hingga pingsan bagi korban yang tidak dalam kondisi fit.
“Jika tersentuh jangan panik kemudian bilas di area tersengat dengan air biasa atau laut. Tujuannya agar tentakel dari ubur-ubur bisa terlepas dari area kulit,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

3 Orang Tewas di Pesta Rakyat Garut, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian di Balik Tragedi Rangkaian Pernikahan Putra Dedi Mulyadi
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ada Ratusan Layang-Layang Hiasi Langit Pantai Parangkusumo pada JIKF 2025, 26-27 Juli 2025
- Ada Materi tentang Narkoba dalam MPLS untuk Pelajar di Sleman
- Mobil Nissan Tabrak Pejalan Kaki dan Empat Kendaraan di Jalan Parangtritis Km 24 Bantul, Dua Orang Patah Tulang
- Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
- Ditawari Jadi Staf Dapur di Thailand, Perempuan Warga Jogja Malah Dibawa ke Kamboja, Dipaksa Jadi Penipu Online
Advertisement
Advertisement