Advertisement
Kelola Makanan Berlebih, Dispar DIY Kerja Sama dengan Aplikasi Surplus

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pariwisata (Dispar) DIY bekerja sama dengan aplikasi surplus yang dikelola oleh PT. Ekonomi Sirkular Indonesia melakukan penandatanganan kerja sama untuk meminimalisir sampah makanan di wilayah setempat.
Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo menjelaskan, jumlah sampah makanan di wilayahnya sangat tinggi. Hal ini disebabkan banyak hal, untuk itu diperlukan upaya yang konkret untuk mencegah makanan menjadi sampah.
Advertisement
"Kemudian kita menemukan anak muda yang tergabung dalam PT. Ekonomi Sirkular Indonesia ini luar biasa yang punya aplikasi dan bisa menghubungkan dengan masyarakat yang membutuhkan. Ini juga menjaga kelestarian lingkungan dari sisi sapta pesona dan CHSE," kata Singgih, Kamis (2/6/2022).
Singgih menambahkan, sektor pariwisata mengenal jargon Sapta Pesona yang salah satunya adalah menjaga kebersihan dan keindahan. Pengalaman ditutupnya TPA Piyungan bisa dijadikan evaluasi agar sektor pariwisata tetap terjaga kelestariannya.
"Untuk mengurangi sampah itu ya dengan cara seperti ini dengan mencegah makanan berlebih menjadi sampah," katanya. Direktur Utama PT. Ekonomi Sirkular Indonesia, Agung Saputra menjelaskan, pencegahan makanan berlebih menjadi sampah dilakukan dengan mengintegrasikan asosiasi yang tergabung dengan Dispar DIY untuk ikut serta meminimalisir sampah makanan.
"Caranya saat mereka ada makanan berlebih itu segera mengunggah makanan ke aplikasi surplus dan mereka akan menset di jam tertentu agar makanan itu tidak terbuang sia-sia dan menjadi sampah makanan," ungkapnya.
Biasanya sebelum toko makanan atau kafe tutup di etalase masih terpajang beberapa makanan. Hal ini kerap dibuang. Namun dengan aplikasi surplus, makanan berlebih bisa diunggah dan dijual kembali dengan harga yang lebih murah. Pembeli bisa memesan dan menjemputnya ke toko langsung atau menggunakan ojek online.
"Atau biasanya hotel saatsebelum mengganti menu dari sarapan ke makan siang mereka akan menjual secara cepat secara happy hour, misalnya satu jam sebelum mereka tutup atau setengah jam dengan harga 50 persen lebih murah," jelasnya.
Aplikasi yang telah beroperasi selama dua tahun ini diklaim telah berhasil menyelamatkan 10 ton makanan yang berpotensi menjadi sampah dengan nominal sekitar Rp200-Rp300 juta. Hal ini juga menghindari gas emisi CO2 dari makanan yang berpotensi menjadi sampah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gedung Sekolah Rakyat Sudah Bisa Ditempati Saat Tahun Ajaran Baru, Renovasi 65 Titik Tuntas di 8 Juli 2025
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Mas-mas Pelayaran Terduga Pelaku Penganiayaan Rekan Driver Ojol Sudah Diperiksa Polisi, Ini Hasilnya
- Naik Signifikan, Leptospirosis di Bantul Capai 160 Kasus Per Juli 2025
- Kasus Tambang Ilegal, Kapolda DIY Digugat Praperadilan oleh LSM Sapu Jagad Gunung
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Minggu 6 Juli 2025
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement