Soal Pembagian Set Top Box Gratis di Gunungkidul, Ini Kata Pemkab

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Pemerintah Pusat telah menggulirkan program migrasi dari TV analog ke digital. Ditargetkan di tahun ini seluruh masyarakat di Pulau Jawa sudah berpindah ke saluran TV digital.
Rencanaya pemerintah juga akan menyalurkan bantuan Set Top Box (STB) untuk menangkap siaran digital tersebut. Meski demikian, penyaluran bantuan di Gunungkidul masih membutuhkan koordinasi lanjutan.
BACA JUGA: Waduh! PMK di Gunungkidul Meluas, Stok Obat Hanya Cukup untuk 500 Ekor Ternak
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul, Wahyu Nugroho mengatakan, pada Jumat (3/6/2022) ada rapat koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengenai pelaksanaan siaran TV digital. Selain itu, juga ada rencana bantuan STB guna mendukung penerimaan siaran sehingga dapat menikmati layanan ini.
“Ditargetkan tahun ini di Pualu Jawa sudah berpindah ke saluran TV digital,” katanya, Minggu (5/6/2022).
Menurut Wahyu, pelaksanaan program masih butuh pembahasan lanjutan, karena koordinasi awal baru sebatan pemaparan dan belum menyentuh ke pelaksanaan.
Dia mencontohkan, untuk bantuan STB belum ada pemaparan berapa yang akan diberikan ke masyarakat. Selain itu, jumlah alat yang disediakan juga belum diketahui.
“Nanti ada koordinasi lanjutan dan mudah-mudahan setelahnya ada kepastian terkait dengan pelaksanaan penyaluran maupun jumlah STB yang disediakan untuk Gunungkidul,” katanya.
BACA JUGA: Waduh...Banyak Monyet Menyeberang di Jalur Pantai Gunungkidul, Pengendara Motor Hati-Hati
Terkait dengan data penerima, dia mengakui akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Gunungkidul dikarenakan penyaluran bantuan dikhususkan untuk keluarga miskin. Selain itu, juga membutuhkan peraturan yang menjadi dasar pelaksanaan.
“Tentunya kami akan koordinasikan dengan OPD terkait karena mereka yang punya data. Untuk pelaksanaan juga membutuhkan sosialisasi ke masyarakat,” katanya.
Salah seorang warga Dusun Plumbungan, Putat, Patuk, Gunawan mengatakan, sudah mendengar adanya program migrasi dari TV analog ke digital.
Hanya saja, dia mengakui selama ini tidak menggunakan siaran yang menggunakan antena UHF. “Untuk bisa menikmati siaran TV, saya harus menggunakan parabola. Jadi, apakah dengan menggunakan STB maka bisa menikmati siaran siaran TV, atau tetap menggunakan parabola,” katanya.
Menurut dia, pemancar TV lokasinya tidak jauh dari tempatnya tinggal karena tower-tower pemancar siaran banyak didirikan di Kalurahan Ngoro-oro. Namun lantaran kondisi geograsfis yang terhalang perbukitan, maka pemancarannya tidak maksimal.
“Makanya kami menggunakan parabola karena kalau menggunakan antena UHF, sinyalnya sulit dan siaran TV tidak ditangkap dengan baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Korban Tewas akibat Serangan Militer AS di Suriah Jadi 19 Jiwa
Advertisement

Ini 10 Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang di Dunia pada 2023
Advertisement
Berita Populer
Advertisement