Waduh! PMK di Gunungkidul Meluas, Stok Obat Hanya Cukup untuk 500 Ekor Ternak
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Kasus suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gunungkidul terus meluas. Total hingga Minggu (5/6/2022) sudah ada 148 ekor yang terindikasi penyakit yang menyerang hewan berkuku belah ini.
Bertambahnya dugaan kasus membuat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan harus memutar otak dikarenakan stok obat untuk penanganan sangat terbatas. Pasalnya, stok obat merupakan sisa yang digunakan untuk menangani antraks di Kapanewon Gedangsari dan Semanu.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, PMK merupakan kasus yang tidak terduga sehingga tidak masuk dalam program kegiatan rutin. Oleh karenanya, pada saat ada indikasi penularan, maka upaya penanggulangan hanya menggunakan stok obat yang ada. “Kebetulan ada obat penanganan antraks, maka kami gunakan untuk menangani kasus PMK,” kata Retno, Minggu (5/6/2022) siang.
Meski demikian, ia mengakui, stok obat yang dimiliki tidak banyak karena hanya mampu untuk menangani sebanyak 500 ekor. Sedangkan jumlah suspek sudah ada sekita 148 ekor ternak.
“Harapannya tidak ada lonjakan. Sebab, satu ekor ternak yang sakit butuh pengobatan tiga sampai empat kali,” ujarnya.
Upaya menambah stok obat mulai dilakukan. Salah satunya mengakses anggaran mendahului perubahan yang ditetapkan melalui keputusan bupati. Hanya saja, Retno enggan memaparkan berapa kebutuhan pastinya karena berdalih apabila disesuaikan dengan populasi maka jumlahnya akan semakin besar.
BACA JUGA: Ini Kerugian yang Harus Ditanggung Publik Akibat Korupsi Izin Apartemen di Jogja
“Pergeseran anggaran ini penting untuk berjaga-jaga adanya lonjakan kasus. Apalagi juga tidak ada anggaran khsusu guna menangani masalah PMK,” katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari membenarkan bahwa penanganan PMK menggunakan stok obat antraks. Ia meminta kepada masyarakat agar tidak panik secara berlebihan. Petugas sedang berupaya keras melakukan upaya memutus rantai penyebaran penyakit ini.
Adapun cara yang dilakukan salah satunya melalui penutupan pasar hewan selama 14 hari dan sudah berlangsung sejak 2 Juni lalu. Menurut dia, penutupan sangat efektif guna mengurangi laju penularan. “Untuk pelaksanaanya bekerjasama dengan dinas perdagangan dan 11 pasar hewan di Gunungkdiul juga sudah ditutup,” katanya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mahfud Temukan Ada Dugaan Pencucian Uang Rp189 Triliun di Bea Cukai
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
- Tagihan LPJU Gunungkidul Nyaris Rp1 Miliar Per Bulan
Advertisement