Advertisement

Anak 8 Tahun di Sleman Meninggal karena Demam Berdarah

Newswire
Kamis, 09 Juni 2022 - 16:27 WIB
Bhekti Suryani
Anak 8 Tahun di Sleman Meninggal karena Demam Berdarah Ilustrasi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat hingga semester pertama 2022 ini terdapat satu kasus pasien demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal dunia.

"Total kasus DBD di Sleman hingga saat ini tercatat ada 161 kasus dengan satu orang pasien meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama di Sleman, Kamis (9/6/2022).

Advertisement

Menurut dia, satu kematian akibat DBD tersebut menimpa seorang anak berusia 8 tahun di Kapanewon (Kecamatan) Mlati.

"Kapanewon Mlati merupakan wilayah endemi DBD dan tahun ini jumlah kasus di wilayah itu mencapai 25 kasus DBD, kemudian Kapanewon Depok 19 kasus dan Prambanan 18 kasus," katanya.

BACA JUGA: KPK Diminta Cek Ratusan Izin Hotel Semasa Haryadi Menjabat, Ini Dugaan Masalah yang Ditemukan Warga Jogja

Ia mengatakan, masyarakat diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah penularan DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Terutama lingkungan kosong yang tidak dihuni supaya lebih dicermati. Sebab, vektor DBD biasanya muncul di lingkungan yang ditinggal penghuninya," katanya.

Lingkungan yang rawan jadi sarang nyamuk tersebut diantaranya rumah yang hanya ditinggali seminggu atau sebulan sekali.

"Kemudian anak kos yang meninggalkan tempat kosnya, diharapkan agar mengosongkan bak mandinya," katanya.

Cahya juga meminta masyarakat memantau dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3 M, yakni menguras tempat yang menjadi perindukan nyamuk dan menutup rapat tempat penampungan air.

"Kemudian memanfaatkan kembali atau menyimpan dengan cermat limbah barang bekas seperti botol yang berpotensi menjadi genangan dan tempat perkembangbiakan nyamuk, mengaktifkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

"Masyarakat juga harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," katanya.

Ia mengatakan, meskipun sudah ditemukan 161 kasus DBD di Sleman, namun jumlah tersebut sangat jauh dibanding tahun sebelumnya yang bisa mencapai 400-500-an kasus, karena Kabupaten Sleman menerapkan program si Wolly Nyaman, yakni pengendalian kasus DBD dengan menyebar nyamuk ber-wolbachia.

"Program wolbachia cukup bagus dan berhasil menekan angka kasus DBD tinggi, sebelumnya bisa sampai 400-500 kasus," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement