Advertisement

Promo November

Tahun Lalu Kosong, Tahun Ini Hanya 2 Siswa yang Daftar di SDN Banyurejo 4

Anisatul Umah
Kamis, 16 Juni 2022 - 13:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Tahun Lalu Kosong, Tahun Ini Hanya 2 Siswa yang Daftar di SDN Banyurejo 4 Suasana SD Negeri Banyurejo 4, Kamis (16/06/2022). - Anisatul Umah/Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Kekurangan peserta didik banyak terjadi di Sleman Barat, khususnya sekolah dasar (SD) berstatus negeri.  Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Banyurejo 1 dan Plt Kepala Sekolah SD Negeri Banyurejo 4, Ismana.

Dia menyebut di SD Negeri Banyurejo 4 jumlah siswa yang mendaftar pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 hanya 2 siswa. Ini masih lebih baik dari kondisi tahun lalu yang sama sekali tidak ada pendaftar.

Advertisement

"Tahun lalu kosong [pendaftar]. [kelas tidak kosong] masih ada dua anak karena enggak naik kelas," ujarnya kepada Harian Jogja, Kamis (16/6/2022).

Sementara untuk SD Negeri Banyurejo 1 tahun ini jumlah pendaftarnya mencapai 18 siswa. Naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 9 siswa. Menurutnya tahun lalu pendaftar sedikit karena masih gonjang ganjing dampak pembangunan tol.

"Wilayah gugus kami kan ada tujuh gugus, ada tujuh sekolah yang kami sudah dapat info di antaranya SD Kapukanda dapat 10 siswa, SD Ngabean 2 kalau enggak salah ada 18 kemarin. Ngabean 1 ada 15, kemudian MI Nurul Huda ada 15 siswa, dan SD N Banyurejo 4 hanya dua siswa," jelasnya.

Baca juga: PPDB 2022: Ribuan Pelajar dari Luar Derah Berebut Sekolah ke DIY

Dia menjelaskan penurunan jumlah siswa ini karena anak usia sekolah di lingkungannya tidak banyak. Menurutnya untuk memenuhi kuota siswa di wilayah Sleman Barat memang sulit.

"Kendalanya adalah jumlah calon peserta didik yang tidak ada. Sangat-sangat turun, mungkin faktornya berhasil keluarga berencana [KB]," jelasnya.

Lalu mengenai penggabungan atau regrouping menurutnya menjadi hak dari Dinas. Dan berdasarkan informasi yang dia dapat, untuk melakukan regrouping ini tidak mudah, karena banyak sekali pertimbangannya.

"Salah satunya selama masyarakat tidak menghendaki regrouping dan aktif belajar mengajar kenapa harus regrouping," tuturnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sleman, Sri Adi Marsanto mengatakan sekolah yang minim pendaftar memang rata-rata terjadi di SD Negeri, khususnya yang berada di daerah pinggiran.

Sementara untuk SMP Negeri dari 54 SMP Negeri yang ada di Sleman jumlah pendaftarnya masih sesuai dengan kuota.

"SD Negeri total ada 374 di Sleman, kalau ada potensi yang minim. Tapi tepatnya dua hari lagi saya infokan," ungkapnya.

Menurutnya sekolah yang minim pendaftar biasanya berkaitan dengan letak geografis seperti di perbatasan. Dari tinjauan lapangan yang pernah dilakukan, jumlah pendaftar sekolah minim di daerah perbatasan Prambanan dan Klaten.

"Dan ada juga sekarang itu, kecenderungan dari TK juga menurun," jelasnya.

Regrouping

Dia menyebut regrouping sekolah di Sleman terakhir dilakukan sekitar tiga tahun lalu untuk sekolah SD Negeri. Sementara untuk tahun ini menurutnya belum ada potensi atau rencana untuk regrouping.

"Untuk tahun ini kita belum ada satu rencana, artinya 374 SD Negeri masih eksis. Ada beberapa sebab regrouping salah satunya minim siswa," tuturnya.

Ia mencontohkan, misalnya ada satu sekolah dalam tiga tahun muridnya hanya sepuluh, sementara batasannya adalah 28. Sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif.

"[pendaftar minim] tergantung batasan, misalnya di bawah 30 atau di atas 30, atau di bawah 60. Kalau memang sangat terjadi keminiman siswa dalam dua tahun, kita lakukan rencana regrouping," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Presiden Prabowo Tandai Menteri Kabinet Merah Putih Tak Hadir di Deklarasi GSN

News
| Minggu, 03 November 2024, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Lebih Dekat dengan Pesawat Terbang

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement