Advertisement
Disnakertrans Bantul Gelar Bimtek Petugas Lapangan Padat Karya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul menggelar bimbingan teknis (Bimtek) untuk semua petugas lapangan. Petugas ini utamanya yang akan mengawasi proses pengerjaan fisik proyek padat karya di 215 titik se-Bantul. Bimtek petugas lapangan ini berlangsung dua tahap di Balai Latihan Kerja milik Disnakertrans Bantul, Bakulan, Bantul, Rabu (14/6/2022).
Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti, mengatakan Bimtek petugas lapangan penting dalam upaya menyamakan persepsi, termasuk terkait ketugasan dan langkah-langkah yang harus dilakukan ketika proses pengawasan di lapangan. Ke depan ada potensi terjadi persoalan seperti spesifikasi yang tidak sesuai dan sebagainya.
Advertisement
“Dengan adanya bimtek ini teman petugas lapangan akan menguasai secara teknis terkait pengerjaan fisik yang kami laksanakan. Jangan sampai ada pekejaan fisik padat karya yang menyimpang terkait spesifikasi dan volume, itu tidak baik,” kata Istirul.
BACA JUGA: Sedih! PPDB 2022, SD di Bantul Ini Hanya Dapat 8 Siswa
Saat ini, proses pengerjaan fisik padat karya masuk proses pengiriman material dari pihak ketiga ke masing-masing titik. Untuk pekerjaan fisiknya akan dimulai pada 21 Juni mendatang. Proyek ini untuk paket padat karya yang dianggarkan dari APBD DIY melalui skema Bantuan Keuangan Khusus (BKK) di 116 titik. Sementara yang dibiayai APBD Bantul sejumlah 99 titik akan dimulai pada 27 Juni.
Pada 16-17 Juni, tim teknis dari Disnakertrans akan melakukan pengecekan pengiriman material secara sampel di sejumlah titik. Setelah itu Bupati dan Wakil Bupati Bantul akan melakukan pengecekan juga di beberapa titik pada 24 Juni mendatang. Istirul berharap padat karya tahun ini bisa berjalan lancar dan sesuai harapan, “Tidak ada halangan satu apapun,” ucapnya.
Lebih lanjut, Istirul mengatakan padat karya tahun ini secara umum tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, kecuali anggaran per titik yang dibiayai APBD DIY melalui BKK. Dari yang sebelumnya Rp160 juta per titik menjadi Rp180 juta per titik. Sementara dari APBD Bantul, nilai tahun lalu maupun tahun ini masih sama, yaitu Rp100 juta.
Padat karya ini merupakan pengajuan langsung dari masyarakat melalui proposal. Namun ada juga dari apirasi masyarakat melalui anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul. Padat karya ini penting dilaksanakan kembali karena manfaatnya sangat dirasakan langsung oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
“Penekanan kami untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dengan kriteria terutama yang menganggur, apalagi dalam masa pandemi ada saudara di-PHK, putus kontrak untuk bisa kerja memberikan pendapatan meski sifatnya sementara, kalau fisik mengikuti merupakan tujuan tapi tujuan kedua, ketika sudah terbangun infrastruktur lalu lintas lancar dan memperlancar perputaran roda perekonomian,” ujar Istirul.
Selain Istirul Widilastuti, narasumber dalam Bimtek petugas lapangan tersebut adalah Yudha Prathesissianta Wibowo selaku Tenaga Ahli Bupati Bidang Ekonomi, dan Bibit selaku tim perencana dari CV Dua Dimensi.
“Tujuan padat karya ini adalah untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada mereka atau warga, setelah dihantam Covid-19 selama dua tahun lebih ini, mengurangi pengangguran, dan menambah penghasilan bagi mereka. Karena padat karya dikerjakan langsung oleh warga,” kata Yudha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
- Ramai Aksi Lempar Sampah ke Truk, Pemkot Jogja Sebut Kesadaran Warga untuk Buang Sampah Tinggi
- Kebutuhan Internet di Tiga Sektor Ini Terbesar di DIY
- Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan
Advertisement
Advertisement