Advertisement

Harga Ternak yang Kena PMK di Sleman Anjlok Sampai 60%

Anisatul Umah
Jum'at, 17 Juni 2022 - 22:07 WIB
Bhekti Suryani
Harga Ternak yang Kena PMK di Sleman Anjlok Sampai 60% Ilustrasi sapi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Harga hewan ternak yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) turun drastis sekitar 50%-60% untuk sapi. Sementara untuk kambing penurunannya relatif tidak terlalu tinggi, yakni di kisaran 30%.

Peternak Domba Kambing Sleman dari Merapi Farm, Taufik Mawaddani mengatakan harga sapi yang biasanya Rp30 juta bisa turun sampai Rp10-12 juta. Bahkan jika ternaknya tidak bisa berdiri turunnya sampai di bawah Rp10 juta.

Advertisement

"Turunnya harga ternak PMK bisa 50%-60% beberapa kasus yang sudah terjadi di lapangan misalnya sapi," ujarnya kepada Harian Jogja ditemui di Merapi farm, Cangkringan, Jumat (17/06/2022).

Sementara untuk harga kambing menurutnya dari harga biasa Rp1 juta bisa turun hingga Rp600-700 ribu. Taufik mengatakan kasus PMK di area Sleman sudah banyak yang muncul. Jumlahnya sampai ribuan ekor.

Baca Juga: Kunjungi Kraton, Presiden Jerman Kagum dengan Lawung Ageng

"[harga] lebih stabil domba kambing, apalagi ada momentum kurban. Harganya ada kenaikan. Kasus PMK ini jadi peringatan yang luar biasa bagi peternak dan dinas terkait untuk mengurangi atau menghilangkan kasus di Sleman," jelasnya.

Dia menjelaskan kasus PMK tidak mungkin diselesaikan tanpa adanya kerjasama. Cangkringan dia sebut menjadi daerah penyuplai susu terbesar di DIY, oleh karena itu perlu kehatian-hatian dalam merawat ternak agar suplai bisa terjaga.

"Dan peternak tidak merasakan imbas yang negatif, karena PMK ini cukup menguras energi baik dari energi kita manusia merawat ternak dan juga dari sisi ekonomi, karena harga ternak yang terkena PMK turun drastis," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengajak untuk bersama-sama menanggulangi PMK. Jika terkena tidak perlu panik, semaksimal mungkin melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pengobatan sehingga tidak mengalami kerugian yang signifikan.

Berbagai upaya pencegahan juga sudah dilakukan seperti menyemprotkan desinfektan, memberikan vitamin agar imun dari ternak meningkat dan lainnya. Meski ada kasus PMK dia menyebut permintaan pada hewan ternak untuk Iduladha tidak mengalami penurunan.

"Tidak turun [permintaan] tapi suplai turun, karena traffic keluar masuk dibatasi. Ini akibat suplai turun harganya naik," ucapnya.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, Suparmono menyampaikan untuk mencegah PMK ini pengawasan pada ternak diperketat. Kebanyakan kasus PMK berasal dari ternak luar daerah.

"Ternak harus ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan [SKKH] dari daerah asal," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement