Advertisement
KISP Bentuk LSP, Penyiapan Penyelenggara Pemilu Jadi Langkah Awal

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) membentuk Lingkar Studi Pemilu (LSP) sebagai wadah generasi muda untuk mempelajari kepemiluan, khususnya perkembangannya di era digital.
Pembentukan LSP tersebut diawali dengan lokakarya, Sabtu (25/6). Lokakarya itu digelar untuk menyiapkan penyelenggara pemilu yang andal sesuai kebutuhan zaman dari generasi dan memfasilitasi penelitian terkait kepemiluan dan demokrasi.
Advertisement
BACA JUGA: Komunitas Loro Blonyo Yogyakarta Ikut Andil Sukseskan Vaksinasi
Komisioner Bawaslu RI, Herwyn Malonda yang membuka acara itu, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai upaya menyongsong era baru dalam pemilu dimana teknologi digital diproyeksikan akan banyak memengaruhi penyelenggaraan pemilu.
“Kegiatan ini bagus dan bermanfaat apalagi pesertanya didominasi oleh anak muda karena mereka yang lebih mengerti era digital,” kata dia, Sabtu.
Tanpa persiapan yang matang, lanjut Herwyn, teknologi digital bisa jadi menyebabkan permasalahan pemilu. “Misalnya bisa semakin memperkeruh polarisasi berkat Internet yang masif digunakan menyebarkan berbagai informasi,” jelasnya.
Sehingga penting untuk mengantisipasi potensi masalah yang akan muncul dan lebih mendorong potensi manfaatnya.
Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias menjelaskan program pelatihan kepemiluan berperspektif digital jadi prioritas utama. “Karena gerak zaman mengarah ke era digital semuanya, termasuk pemilu,” ujarnya Sabtu .
Edward menjelaskan KISP secara konsisten telah menjadi lembaga yang terus mendorong perbaikan pemilu. “Kami berdiri sejak 2018 dan sudah mengawal Pemilu 2019 serta Pemilukada 2020,” ujarnya.
Upaya perbaikan pemilu, lanjut Edward, antara lain mendorong dan mendampingi berbagai kelurahan untuk membuat peraturan kelurahan antipolitik uang, membuat website kepemiluan yang inklusif bagi difabel, dan pendidikan politik generasi muda.
“Selanjutnya kami akan memproduksi konten digital untuk edukasi pemilu bagi generasi muda,” jelasnya.
Model edukasi kepemiluan dan politik, menurut Edward, sudah saatnya memprioritaskan ranah digital. “Karena semua orang dengan mudah bisa mengaksesnya, entah tua atau muda, ekonomi bawah atau atas,” jelasnya.
Tanpa merabah dunia digital, jelas Edward, media sosial hanya akan dibanjiri berbagai bentuk propaganda yang menyebabkan polarisasi. “Untuk itu kami bikin kegiatan ini karena nanti salah satu targetnya peserta LSP akan membuat konten digital untuk edukasi kepemiluan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Waspada Penipuan! Jangan Tergiur Penawaran Haji Tanpa Visa Resmi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
- Libur Panjang, Okupansi Hotel di Bantul Mencapai hingga 100 Persen
- Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik
- Ratusan Remaja Diusulkan Dinsos Bantul untuk Masuk Sekolah Rakyat Setingkat SMA
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
Advertisement