Advertisement

Ren Florist Kian Berkembang di Tengah Pandemi

Abdul Hamied Razak
Selasa, 05 Juli 2022 - 07:47 WIB
Sirojul Khafid
Ren Florist Kian Berkembang di Tengah Pandemi Founder Ren Florist, Aulia Hastin bersama Co-Founder Ren Florist, Afer Al Rasyid, di sela-sela kegiatan Folkatory yang digelar Ren Florist di Jalan Cenderawasih, Caturtunggal, Depok, Sabtu (2/7). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sebagian besar usaha masyarakat terpaksa gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Tetapi tidak dengan toko bunga yang satu ini, Ren Florist. Toko bunga yang berada di Jl. Cendrawasih 3, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Sleman ini justru kian berkembang.

Toko bunga yang sudah berusia lima tahun ini terus mengembangkan sayap bisnisnya, bahkan kini mereka menjadi satu-satunya toko bunga di Indonesia yang membuka usaha di rumah sakit.

Advertisement

Founder Ren Florist, Aulia Hastin, mengatakan awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia hampir semua lini bisnis terpuruk, termasuk penjualan bunga.

Hampir tiga bulan saat awal pandemi Covid-19, Ren Florist tidak beroperasi. Kondisi tersebut bukan lantas membuat mereka diam dan pasrah tetapi terus berupaya meningkatkan penjualan bunga.

BACA JUGA: Sejumlah Sekolah di Sleman Krisis Siswa, Bagaimana Rencana Regrouping?

"Orang sering beranggapan penjualan bunga terbatas dan hanya laku pada momentum tertentu, seperti wisuda. Padahal segmentasi bisnis bunga jangkauannya sangat luas," kata Hastin di sela-sela kegiatan Folkatory ke-3 di Ren Florist, Sabtu (2/7).

Sebagai brand bunga terbesar se-DIY dan Jawa Tengah, kata Hastin, segmen pasar perbungaan sekitar 35% berasal dari kalangan profesional; 25% dari mahasiswa; dan sisanya 40% terbagi dalam beberapa segmen seperti perhotelan, perkantoran, event organizer, dan lain-lainnya.

"Saat penerapan PPKM misalnya, kami justru dapat pesanan atau permintaan bunga ke rumah-rumah sakit. Baik buat para tenaga kesehatan yang tidak bisa pulang atau buat pasien yang menjalani isolasi. Ini juga yang menjadi alasan kami membuka gerai di Rumah Sakit JIH," katanya.

Pembukaan Ren Florist di RS JIH tersebut, katanya, menjadi yang pertama di Indonesia dan disambut baik oleh masyarakat.

BACA JUGA: Rangkaian Tawuran Antarkelompok di Babarsari, Polda DIY Periksa 8 Orang

"Bunga itu sangat baik untuk kesehatan mental kita. Kami pernah berkolaborasi dengan Pijar Psikologi menggelar kelas merangkai bunga dan sharing session mental health, bunga untuk healing. Kami juga pernah merangkai bunga bersama panti jompo. Sangat berkesan sekali," ujar Hastin.

Ren Florist, kata Aulia, terus mengembangkan bisnis perbungaan dengan menyasar supermarket demi lebih mendekatkan bunga dengan masyarakat. Dia berharap perbungaan bisa menjadi gaya hidup dan budaya masyarakat.

"Untuk opsi jajan bunga, beli bunga satu tangkai bahkan beli daunnya saja boleh. Beli satu tangkai bunga Rp2.000, Rp3.000 atau Rp5.000 atau bisa sampai Rp5 juta, tergantung banyak dan jenisnya," ujarnya.

BACA JUGA: Iduladha, Sleman Krisis Hewan Kurban hingga 30 Persen

Sementara terkait Folkatory, Aulia menjelaskan, Folkatory merupakan pop up market atau pembukaan ruang untuk berjualan dalam jangka pendek.

Event tersebut mewadahi para UMKM untuk sharing ide, berelasi bahkan berkolaborasi dalam mengeluarkan produk tertentu.

"Sekarang yang terlibat sekitar sembilan UMKM namun sampai saat ini ada sekitar 20 UMKM yang tergabung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 2 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement