Advertisement
Ren Florist Kian Berkembang di Tengah Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebagian besar usaha masyarakat terpaksa gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Tetapi tidak dengan toko bunga yang satu ini, Ren Florist. Toko bunga yang berada di Jl. Cendrawasih 3, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Sleman ini justru kian berkembang.
Toko bunga yang sudah berusia lima tahun ini terus mengembangkan sayap bisnisnya, bahkan kini mereka menjadi satu-satunya toko bunga di Indonesia yang membuka usaha di rumah sakit.
Advertisement
Founder Ren Florist, Aulia Hastin, mengatakan awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia hampir semua lini bisnis terpuruk, termasuk penjualan bunga.
Hampir tiga bulan saat awal pandemi Covid-19, Ren Florist tidak beroperasi. Kondisi tersebut bukan lantas membuat mereka diam dan pasrah tetapi terus berupaya meningkatkan penjualan bunga.
BACA JUGA: Sejumlah Sekolah di Sleman Krisis Siswa, Bagaimana Rencana Regrouping?
"Orang sering beranggapan penjualan bunga terbatas dan hanya laku pada momentum tertentu, seperti wisuda. Padahal segmentasi bisnis bunga jangkauannya sangat luas," kata Hastin di sela-sela kegiatan Folkatory ke-3 di Ren Florist, Sabtu (2/7).
Sebagai brand bunga terbesar se-DIY dan Jawa Tengah, kata Hastin, segmen pasar perbungaan sekitar 35% berasal dari kalangan profesional; 25% dari mahasiswa; dan sisanya 40% terbagi dalam beberapa segmen seperti perhotelan, perkantoran, event organizer, dan lain-lainnya.
"Saat penerapan PPKM misalnya, kami justru dapat pesanan atau permintaan bunga ke rumah-rumah sakit. Baik buat para tenaga kesehatan yang tidak bisa pulang atau buat pasien yang menjalani isolasi. Ini juga yang menjadi alasan kami membuka gerai di Rumah Sakit JIH," katanya.
Pembukaan Ren Florist di RS JIH tersebut, katanya, menjadi yang pertama di Indonesia dan disambut baik oleh masyarakat.
BACA JUGA: Rangkaian Tawuran Antarkelompok di Babarsari, Polda DIY Periksa 8 Orang
"Bunga itu sangat baik untuk kesehatan mental kita. Kami pernah berkolaborasi dengan Pijar Psikologi menggelar kelas merangkai bunga dan sharing session mental health, bunga untuk healing. Kami juga pernah merangkai bunga bersama panti jompo. Sangat berkesan sekali," ujar Hastin.
Ren Florist, kata Aulia, terus mengembangkan bisnis perbungaan dengan menyasar supermarket demi lebih mendekatkan bunga dengan masyarakat. Dia berharap perbungaan bisa menjadi gaya hidup dan budaya masyarakat.
"Untuk opsi jajan bunga, beli bunga satu tangkai bahkan beli daunnya saja boleh. Beli satu tangkai bunga Rp2.000, Rp3.000 atau Rp5.000 atau bisa sampai Rp5 juta, tergantung banyak dan jenisnya," ujarnya.
BACA JUGA: Iduladha, Sleman Krisis Hewan Kurban hingga 30 Persen
Sementara terkait Folkatory, Aulia menjelaskan, Folkatory merupakan pop up market atau pembukaan ruang untuk berjualan dalam jangka pendek.
Event tersebut mewadahi para UMKM untuk sharing ide, berelasi bahkan berkolaborasi dalam mengeluarkan produk tertentu.
"Sekarang yang terlibat sekitar sembilan UMKM namun sampai saat ini ada sekitar 20 UMKM yang tergabung," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Januari 2025 Ini Ada Penyesuaian Armada dan Headway Trans Jogja, Ini Rute dan Jalur Terbarunya
- DKPP Bantul Targetkan Sawah 200 Hektare di Poncosari Bisa Panen 3 Kali Setahun
- Jadwal SIM Keliling Hari Ini 17 Januari 2024 Tersedia di Baturetno Banguntapan Bantul
- Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Bantul Hari Ini, Jumat 17 Januari 2025
- Kunjungan Wisatawan ke Kebun Buah Mangunan Menurun Drastis, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement