Anak Penjual Es Pinggir Kali Gajah Wong Jogja Borong Prestasi Olahraga Sepatu Roda
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Malvino Unggul Priambakti, 12, berhasil menyabet berbagai prestasi kejuaraan olahraga sepatu roda. Siswa Kelas VI SD Giwangan, Jogja ini adalah anak seorang penjual es di pinggir Kali Gajah Wong, Suwarto. Hambatan ekonomi tak membuat Malvino patah arang dan terus berprestasi. Terbaru ia juara dua Prambanan Rollercoaster.
Pertama kali berkenalan dengan sepatu roda, kata Malvino sejak TK. “Waktu itu tahu dari kakak, terus nyoba jadi suka dan hobi sampai sekarang,” katanya. Ia tergabung dalam klub sepatu roda Nine Speed sejak menginjak SD.
Advertisement
“Di klub itu mulai belajar serius dan mulai ada cita-cita sebagai atlet sepatu roda profesional,” ujar Malvino. Berbagai kelas sudah dilalui Malvino pada usia kanak-kanaknya. “Dari kelas pemula ke standar yang banyak kelas umur udah dilalui, nanti tinggal tingkat profesional, kalau jenis kompetisi sudah tingkat speed yang balapan,” jelasnya.
BACA JUGA: Tiga Paguyuban Warga Meminta Maaf Atas Kerusuhan Babarsari
Malvino mengaku sempat tak percaya diri karena keterbatasan ekonominya. “Di klub itu banyak yang menggunakan peralatan sepatu roda yang mahal-mahal, jadi minder karena peralatannya cuma yang standar murah,” tuturnya.
Untuk kompetisi, Malvino harus meminjam peralatan pendukung sepatu roda yang lebih bagus dari pelatihnya. “Tapi karena dimotivasi bapak terus jadi semangat dan pengin membuktikan ke teman-teman kalau peralatan murah juga bisa berprestasi,” jelasnya.
Prestasi Malvino sendiri dari juara Pekan Olahraga Pelajar Kota, Pekan Olahraga Pelajar Daerah, hingga kompetisi-kompetisi lain. “Pernah juara Jakarta Open Rollercoaster, Bekasi, Semarang, terakhir mau ikut Solo Open Rollercoaster besok September,” jelas Malvino.
Suwarto menyadari olahraga yang ditekuni anaknya memang olahraga kelas ekonomi menengah atas. “Dibanding olahraga lain kayak sepak bola atau voli, memang sepatu roda butuh peralatan mandiri yang cukup mahal,” tuturnya. Namun, bukan berarti ia tak mendukung anaknya meskipun pekerjaannya penjual es.
“Saya upayakan sebisa saya, saya pinjamkan peralatan ke pelatihnya kalau mau kompetisi,” katanya. Untuk iuran klub saja butuh Rp350.000 per bulan, belum jika kompetisi ke luar kota bisa mencapai Rp5 juta.
Suwarto dengan keterbatasan ekonominya tetap mendukung anaknya. “Dari pada berkegiatan lain yang bisa membawanya ke hal buruk lebih baik saya dukung minatnya itu,” ujarnya.
“Saya yakin pasti ada jalan ketika sudah berusaha dan kenyataanya memang begitu, ada aja jalan yang dipermudah,” katanya. Tak hanya Suwarto saja yang mendukung kegiatan Malvino, Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Gajah Wong juga mendukungnya.
Pegiat Forsidas Gajah Wong Slamet Haryanto menyebut turut bangga dan selalu mengusahakan anak-anak pinggir kali Gajah Wong untuk berprestasi. “Ini membuktikan bahwa meskipun lahir dan tumbuh di pinggir kali, Malvino bisa berprestasi,” jelasnya, Jumat (8/7/2022).
Prestasi Malvino, kata Haryanto, adalah bukti anak pinggir kali juga punya potensi dan menggugurkan stigma negatif yang selama ini dikenal sebagai anak nakal. “Jadi pemerintah juga harus memperhatikan juga,” katanya.
Forsidas Gajah Wong juga turut membimbing kelompok anak-anak di sana. “Kami berikan ruang untuk mereka mengekspresikan diri dan berprestasi sesuai minatnya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement