Advertisement
TBY Memfasilitasi Seniman & Budayawan lewat Gelar Seni Sepanjang Tahun

Advertisement
JOGJA-Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menyelenggarakan gelar seni sepanjang tahun dengan tema Semangat Berkarya untuk Jogja yang Berbudaya. Gelaran yang menampilkan sejumlah seni pertunjukan rakyat ini dilaksanakan selama dua hari secara daring dan luring pada Senin dan Selasa (18-19/7/2022) di Concert Hall TBY.
Sebanyak tujuh sanggar dan kelompok seni budaya di DIY ambil bagian dalam gelar seni sepanjang tahun itu. Adapun penyelenggaraan luring dilaksanakan secara terbatas dengan protokol kesehatan. Masyarakat juga bisa menyaksikan pertunjukan itu melalui akun Youtube TBY.
Advertisement
"Pertunjukannya juga beragam mulai dari ketoprak, wayang, dan berbagai macam seni kerakyatan lainnya," kata Kepala TBY, Purwiati.
Dia mengatakan, gelar seni sepanjang tahun merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap bulan. Pertunjukan yang diangkat juga beraneka ragam dan sebisa mungkin diarahkan untuk menunjukkan potensi seni dan budaya yang beragam di wilayah setempat.
Dalam prosesnya, gelar seni sepanjang tahun akan menerima proposal usulan dari masyarakat berkaitan dengan gelaran yang akan ditampilkan. Nantinya proposal yang masuk akan diseleksi oleh tim TBY.
Adapun penilaian proposal lebih mengedepankan sanggar dan kelompok seni budaya yang jarang tersentuh program pemerintah.
"Kami juga mencoba untuk memfasilitasi sejumlah sanggar yang memang belum tersentuh oleh pemerintah. Karena tujuan kami bagaimana Danais ini bisa mendongkrak dan mendukung perekonomian seniman dan budayawan," ujarnya.
Purwiati menambahkan TBY sebagai laboratorium para seniman dan budayawan diharapkan mampu terus memfasilitasi kegiatan pertunjukan yang belakangan mulai bangkit setelah pandemi Covid-19 melandai. Dengan wadah yang optimal, diharapkan mampu menciptakan regenerasi bagi seniman dan budayawan muda untuk tampil.
"Misalnya untuk kepenulisan naskah kan hanya segelintir saja yang tenar, jadi anak-anak muda ini memang perlu tampil dan punya kreasi yang baru. Sehingga kami coba untuk memberikan ruang kepada mereka," ungkapnya.
Narasi Sejarah
Satu dari sejumlah sanggar dan kelompok seni budaya yang tampil adalah Ketoprak Sanggar Kode asal Kemantren Kotagede, Kota Jogja. Sanggar ini menampilkan cerita berjudul Wadi yang berarti rahasia. Pentas mengolaborasikan paduan antara ketoprak modern dan tradisional dengan hikayat cerita mengenai sosok Raden Ronggo.
"Kami mencoba mengeksplorasi ketoprak Jawa terutama gaya Mataram dan dikemas dengan modern. Tapi dalam komposisi musik masih menggunakan stereotipe ketoprak. Tembang selain dalam musik sebagai ilustrasi juga dimainkan oleh beberapa pemain," kata Ketua Ketoprak Sanggar Kode, Hendi Setio Yulianto.
Hendi menjelaskan, narasi sejarah yang berkembang dan diungkap berkaitan dengan sosok Raden Ronggo sangat banyak versinya. Hal ini membuat proses kreatif dalam penulisan naskah membutuhkan riset dan verifikasi yang berlapis.
"Cerita ini kita pilih karena sanggar kami berasal dari Kotagede dan tokoh yang ditampilkan adalah bagian dari sejarah perjalanan berdirinya Kotagede. Kami ingin menampilkan sosok yang luar biasa untuk menguatkan dan tawaran pertunjukan dengan balutan yang sedikit berbeda meski sudah banyak yang mengangkat," kata Hendi. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Diduga Diserang Anjing Liar, Sejumlah Hewan Ternak Milik Warga Nanggulan Mati di Kandang
- Satpol PP Bantul Sita 13.000 Batang Rokok Ilegal dari Rumah hingga Warung
- Ini Alasan Bupati Bantul Mewajibkan ASN Buat Biopori untuk Sampah
- Jaga Stabilitas Harga, Operasi Pasar Digelar di Pasar Argosari Wonosari Gunungkidul
- Kekurangan Siswa, SMP Ma'arif Yani Kulonprogo Resmi Ditutup, Siswanya Diminta Pindah Sekolah
Advertisement
Advertisement