Advertisement

Promo November

Komunitas Ini Punya Cara Kenalkan Wayang dengan Cara yang Menyenangkan

Lajeng Padmaratri
Minggu, 24 Juli 2022 - 23:27 WIB
Arief Junianto
Komunitas Ini Punya Cara Kenalkan Wayang dengan Cara yang Menyenangkan Anggota Komunitas Wayang Merdeka bersama-sama siswa SD Tumbuh 2 Jogja membuat wayang./Harian Jogja - Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA -- Harus diakui, wayang kini kurang populer di kalangan generasi muda, terutama kanak-kanak. Kehadiran Komunitas Wayang Merdeka pun menjadi oase untuk memperkenalkan wayang kepada anak-anak.

Komunitas yang dibentuk oleh sejumlah seniman dan budayawan di Jogja ini sejak awal 2022 rutin menggelar lokakarya pengenalan wayang kepada anak-anak sekaligus masyarakat umum. Wayang Merdeka ingin wayang bisa dikenal dengan cara menyenangkan.

Advertisement

Bagi Wayang Merdeka, wayang merupakan salah satu sumber kejeniusan lokal dari orang Jawa. Sayangnya, dalam perjalanannya, wayang dijauhi dan disingkirkan oleh sejumlah kalangan. Komunitas ini pun merespons penolakan wayang itu dengan cara edukasi.

"Katanya, tugas terakhir seniman itu pendidikan, edukasi. Makanya di sini jadi wadah teman-teman seniman rupa untuk memperkenalkan wayang dengan cara yang menyenangkan," kata Miko Jatmiko, koordinator komunitas ini, ketika ditemui Harian Jogja di sela-sela mengisi lokakarya wayang di SD Tumbuh 2, Jogja, Selasa (12/7/2022).

BACA JUGA: Komunitas Loro Blonyo Yogyakarta Ikut Andil Sukseskan Vaksinasi

Upaya pengenalan wayang yang mereka lakukan bukan dengan serta-merta membawa wayang kulit ke setiap lokakarya. Anak-anak justru diajak berkreasi dengan apapun yang ada di sekitarnya untuk bisa diolah menjadi wayang.

Seperti hari, anak-anak dibagi ke dalam tiga kelompok dan praktik membuat wayang dari tiga bahan. Mulai dari rumput mendong, batang daun singkong, serta kardus.

"Dengan membuat wayang dari bahan-bahan yang dekat dengan kita, seperti rumput, batang singkong, kardus, dan plastik, harapannya bisa memperkenalkan wayang dengan menyenangkan dan mudah cara membikinnya," ucap Hangno Hartono, salah satu anggota komunitas tersebut.

Dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar, harapannya anak-anak bisa lebih merdeka dalam berkreasi wayang.
Miko menuturkan komunitas wayang ini memang menekankan kemerdekaan. Dengan begitu, mereka tidak ingin terbebani dengan bentuk wayang klasik, namun membebaskan imajinasi anak-anak saat berkreasi.

"Kalau sama anak-anak kan perlu sambil bermain, jadi asyik kan. Harapannya nanti di alam bawah sadar mereka bisa mencintai wayang," kata Miko.

Komunitas Wayang Merdeka saat menggelar lokakarya di SD Tumbuh 2 Jogja./Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Masyarakat Umum
Sejatinya, Komunitas Wayang Merdeka tidak hanya menargetkan anak-anak untuk jadi peserta lokakarya yang mereka adakan. Namun, Miko mengakui bahwa berkegiatan dengan anak-anak sangat menyenangkan dan lebih mudah dibandingkan ke kalangan usia yang lebih dewasa.

Sebelumnya, mereka juga memperkenalkan wayang dalam berbagai kesempatan. Pada Mei lalu, komunitas ini membuat lokakarya wayang kardus di pinggir Kali Code, tepatnya di ruang urban farming di sana.

Secara khusus, komunitas ini juga pernah membuat lokakarya wayang ranting daun singkong pada April lalu di Plaza Ngasem. Batang ketela itu dianyam dan dijejerkan di sana seusai berakhirnya acara.

Komunitas ini juga sudah pernah menggelar aksi di sebuah acara jalan sehat. Bukan semata-mata agar raga bugar, tetapi mereka ingin publik dan pejalan kaki mengenali atribut wayang yang mereka bawa saat itu.

BACA JUGA: UMY Tingkatkan Pemahaman Jama’ah Masjid Baiturrahman Tentang Bahaya Riba dan Keutamaan Perekonomian Berbasis Syariah

"Memang tujuan kami memperkenalkan wayang ke pemula saja. Kalau penggemar wayang klasik, itu sudah ada segmentasinya, tapi masyarakat umumlah yang menjadi segmen kami," ujar Hangno.

Dalam waktu dekat, komunitas ini juga akan kembali berkegiatan dengan workshop membuat wayang alien dari limbah plastik. Sebagai komunitas yang prolingkungan, upaya ini juga diharapkan bisa mengajak masyarakat untuk lebih melestarikan lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Keluarkan Api Setinggi 350 Meter

News
| Minggu, 24 November 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement