Advertisement
Kampung Wisata Purbayan Di-rebranding, Potensi Sosiobudaya Dipamerkan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Jogja melakukan penjenamaan ulang (rebranding) Kampung Wisata Purbayan Kemantren Kotagede, Jumat (5/8/2022) malam. Sejumlah potensi wisata pada sektor sosiobudaya di kampung ini diperkenalkan kembali kepada masyarakat dengan bertumpu pada bidang kerajinan, UMKM dan industri kecil.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Jogja, Wahyu Hendratmoko mengatakan, dua kampung wisata di wilayahnya telah diluncurkan ulang pada tahun ini. Upaya itu dilakukan dengan tujuan mengenalkan keunikan dan ciri khas baru dari kampung wisata tersebut. Sehingga daya tarik dalam menggaet wisatawan kian optimal.
Advertisement
"Untuk Kampung Wisata Purbayan, kami bikin logo baru beserta tagline yakni Kampung Pusaka dan Penjaga Tradisi," ujarnya, Jumat.
BACA JUGA: Direstui Kiai Sepuh, Pengusaha Nahdliyyin Jogja Pertahankan Tradisi dalam Berbisnis
Dalam rebranding tersebut sejumlah penampilan seni dan budaya disuguhkan kepada masyarakat. Seperti tablo pengolahan kerajinan perak dan tanduk kerbau, penampilan ketoprak, wayang, tari-tarian dan juga stan UMKM. Menurut Wahyu, suguhan aspek wisata yang berbasis sosiobudaya merupakan strategi baru dalam menyuguhkan diversifikasi produk wisata kepada pengunjung. "Harapannya kunjungan wisatawan semakin banyak, lama tinggal wisata semakin panjang dan berdampak pada pergerakan ekonomi warga lokal," ungkapnya.
Penjabat Wali Kota Jogja, Sumadi menyampaikan, Purbayan merupakan salah satu kelurahan yang punya potensi budaya dan sejarah yang panjang di Kota Jogja. Potensinya yang beragam sangat memungkinkan untuk ditawarkan menjadi produk pariwisata kepada masyarakat luas. Sumadi berharap, masyarakat setempat bisa menggali potensi baru dan mengemasnya menjadi produk wisata baru.
"Perlu diingat, kalau wisata hanya menjual potensi alam pasti tidak berkelanjutan. Sehingga inovasi baru di bidang sosial dan budaya dipastikan bisa menarik minat wisatawan," kata Sumadi.
Dia mencontohkan, masyarakat Purbayan bisa saja mengemas aktivitas masyarakat sehari-hari, potensi kuliner, maupun ciri khas lain yang disuguhkan dengan narasi tertentu untuk dijadikan produk wisata. "Sosio kultural seperti itu yang bisa kita bangun dan ditawarkan kepada masyarakat," urainya.
Pengurus Kampung Wisata Purbayan, Dwi Astuti menjelaskan, dengan mengusung tagline Kampung Pusaka dan Penjaga Tradisi, logo yang ditunjukkan oleh kampung itu adalah berupa delapan kelopak yang terinspirasi dari roti kembang waru dan melambangkan delapan penjuru mata angin yang dipadukan dengan warna merah bercampur kuning dengan dikelilingi sebuah lingkaran.
"Keseluruhan itu merupakan tampilan dari potensi unggulan yang ada di sini yakni bangunan cagar budaya, kuliner, kerajinan perak dan tanduk kerbau, serta depot Iqra AMM yang merupakan cikal bakal metode baca iqra," ungkap Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sherina Serahkan Lima Kucing yang Dievakuasi dari Rumah Uya Kuya
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Kejati DIY Tahan Mantan Dukuh Candirejo, Berbah Karena Jual TKD Ilegal
- Alokasi Pendidikan di RAPBD Kulonprogo 2026 Mencapai Rp353 Miliar
- Berlangsung Cuma 7 Hari, Pasar Kangen TBY Start Mulai 18 September
- Ditahan Kejati DIY, Mantan Dukuh Candirejo Sleman Rugikan Negara Rp733 Juta
- DPRD DIY Dukung Usulan Sultan Soal BUKP Gunungkidul Jadi Perseroda
Advertisement
Advertisement