Viral Eksperimen Sosial Cewek Diminta Tutup Aurat di Malioboro, Begini Tanggapan Pemda DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Video eksperimen sosial akhir-akhir ini banyak diproduksi oleh konten kreator. Beberapa hari terakhir, sebuah channel Youtube Zavilda TV mengunggah konten eksperimen sosial dengan mengambil latar lokasi di kawasan Malioboro. Adapun isi konten tersebut menasehati dan mengajak secara forntal seorang perempuan yang berpakaian terbuka untuk menutup aurat.
Tindakan eksperimen sosial itu pun menimbulkan pro kontra. Tidak sedikit netizen yang menilai aksi itu sebagai bagian dari intoleransi karena memaksa seorang perempuan untuk mengenakan hijab. Berdasarkan penelurusan Harian Jogja, channel Zavilda TV mengunggah sedikitnya 40 konten eksperimen sosial mengajak perempuan dengan pakaian terbuka untuk mengenakan hijab di depan umum dengan latar lokasi di kawasan Malioboro.
Advertisement
Meski tidak disebutkan lokasi pengambilan gambarnya, namun beberapa ciri khas aksesoris latar video tersebut berada di jalur pedestrian Malioboro, mulai dari tempat duduk hingga lampu.
BACA JUGA: Kucing Liar di Jogja Akan Dikendalikan Tahun Depan karena Sangat Banyak
Teranyar channel ini terakhir mengunggah konten dengan latar Malioboro pada Selasa (23/8/2022) dan telah ditonton 76.000 kali dan dikomentari sebanyak 4.200 netizen. Sebagian besar netizen tidak setuju dengan cara eksperimen sosial berbau agama.
“Dia terlalu memaksa, entah ini settingan atau beneran, perlu diperbaiki lagi cara ceramahnya,” tulis salah satu netizen dengan akun NotKimxxxx di kolom komentar.
“Dia nyuruh orang pakai kerudung tetapi aurat si target diumbar di channel Youtube,” tulis akun Dimasxxx.
Menanggapi hal itu Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, menilai kegiatan eksperimen sosial itu tetap harus memperhatikan kultur yang majemuk, agar semua pihak tetap bisa hidup berdampingan antara orang berbeda agama dan beda cara berpakaian. Sehingga konten dengan unsur pemaksaan seharusnya tidak terjadi.
“Karena nantinya dikhawatirkan justru akan kontraproduktif berkaitan dengan ketentraman masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Pemilu 2024, Honor PPK hingga Hansip di Bantul Naik Lumayan Banyak
Terkait penggunaan Malioboro sebagai objek melakukan pengambilan gambar tersebut, Aji menilai hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan petugas keamanan.
“Yang saya tahu masyarakat DIY itu beragam, ada yang muslim dan nonmuslim, harus jaga toleransi. Bahkan yang muslim juga diberikan toleransi untuk tidak selalu harus menggunakan pakaian muslimah. Biarkan kesadaran dari masing-masing orang saja, kalau masih sebatas norma kesopanan di masyarakat ya jangan dipaksa,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku Praktik Politik Uang Bakal Ditindak Tegas Polres Kulonprogo, Ini Hukumannya
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
- KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
Advertisement
Advertisement