Advertisement

Bernostalgia dengan Kipo hingga Sate Kere di Pasar Lawas Mataram

Lugas Subarkah
Selasa, 30 Agustus 2022 - 11:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Bernostalgia dengan Kipo hingga Sate Kere di Pasar Lawas Mataram Pengunjung memadati halaman Masjid Gedhe Mataram, dalam Pasar Lawas Mataram, Sabtu (27/8/2022). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Untuk mengangkat potensi kuliner khas masyarakat Jagalan dan mengembalikan memori masyarakat pada jajanan lawas yang saat ini sudah sulit ditemukan, tahun ini digelar kembali Pasar Lawas Mataram, di halaman Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Jumat-Minggu (26-28/8/2022). Berikut laporan reporter Harian Jogja, Lugas Subarkah.

Diiringi alunan gamelan dari karawitan SD Muhammadiyah Bodon, suasana halaman Masjid Gedhe Mataram Kotagede perlahan semakin ramai oleh pengunjung sore itu, Sabtu (27/8/2022). Beberapa tenant terlihat masih belum buka, namun jumlah pengunjung terus bertambah.

Advertisement

Semakin menjelang malam, suasana semakin ramai. Para pengunjung membeli berbagai jenis kuliner khas yang disajikan di Pasar Lawas Mataram. Jajanan ini pada zaman dahulu banyak dijual di sekitar Jagalan, Kotagede, namun saat ini sudah sulit ditemukan.

Salah satu pengunjung, Sari, warga Sleman, mengatakan sore itu ia membeli beberapa jajanan, salah satunya apem beras. Jajanan ini ia beli dengan harga yang cukup terjangkau, yakni Rp2.500 per biji. “Beli lima apem beras untuk oleh-oleh orang rumah,” ujarnya.

Beberapa jajanan lain yang ramai diserbu pembeli seperti es gosrok, wedang ronde, kopi rempah, mie kopyok, jenang monte, clorot, kicak, sate kere, endog abang dan lainnya. Sementara pengunjung yang membawa anak-anak banyak mengerumuni tenant mainan tradisional.

Ketua Panitia Pasar Lawas Mataram 2022, Sultan Abdul Aziz, menjelaskan total ada 41 booth yang disediakan untuk pedagang, ditambah beberapa pedagang yang menggunakan gerobak sendiri untuk berjualan di halaman Masjid Gedhe Mataram.

Mengangkat tema Sarana Ngupia Boga atau yang berarti media penyedia makanan, semua pedagang yang berjualan di area ini hanya menjual kuliner lawas. Panitia telah mengkurasi jenis kuliner apa saja yang bisa dimasukkan dalam kegiatan ini. “Makanan harus lawas, kami kurasi. Kalau tidak lawas ya tidak boleh,” katanya.

Selain untuk melestarikan kuliner lawas yang sekarang sudah jarang ditemui, Pasar Lawas Mataram juga bertujuan sebagai pemberdayaan ekonomi berbasis warga. Maka dalam kegiatan ini, semua pedagang merupakan warga asli Jagalan, baik yang sehari-hari merupakan pedagang kuliner lawas maupun memang memproduksi kuliner lawas khusus untuk kegiatan ini.

Lokasi diselenggarakannya Pasar Lawas Mataram mengangkat situs bersejarah yang ada di Jagalan, yakni Masjid Gedhe Mataram. “Keistimewaan Masjid Gedhe Mataram, di situ juga ada makam-makam Raja, dan dulu sejarahnya di kawasan masjid itu adalah pasar, ini tidak didapatkan di tempat lain sehingga menjadi daya tarik tersendiri,” ungkapnya.

Tahun ini merupakan ketiga kalinya Pasar Lawas Mataram digelar. Gelaran pertama berlangsung pada 2018 dan yang kedua 2019. Selama pandemi, 2020 dan 2021, kegiatan ini ditiadakan dengan pertimbangan protokol kesehatan, karena berpotensi memicu kerumunan.

Setelah dua tahun libur, Pasar Lawas Mataram 2022 menurutnya jauh lebih ramai dibanding pelaksanaan yang sebelumnya. Selain jumlah tenant yang bertambah, kepanitiaan dan publikasi yang lebih masif membuat ribuan masyarakat bernostalgia di situ.

Karena tingginya antusiasme masyarakat pada kegiatan ini, panitia mengimbau pedagang untuk menyediakan stok yang cukup agar tidak kehabisan dan mengecewakan pengunjung. “Untuk pedagang es gosrok saja, di hari pertama dari sore sampai malam sudah laku 200 es,” katanya.

Tidak hanya membeli dan menikmati jajanan, para pengunjung juga bisa melihat langsung pembuatan beberapa kuliner lawas, seperti kipo, es gosrok dan sebagainya. Hal ini menjadi edukasi bagi para pengunjung tentang proses pembuatan kuliner lawas, walau dengan alat sederhana namun dapat menciptakan makanan yang enak.

Dalam kegiatan ini ia memastikan pengunjung tidak akan merasa dithuthuk, karena harga makanan dan minuman yang dijual para pedagang pun sudah diatur oleh panitia, yakni maksimal Rp10.000. “Kalau makanan berat, pedagang bisa menyesuaikan porsinya seberapa agar tetap mendapat untung,” katanya.

Di samping kuliner, Jagalan juga memiliki potensi kesenian yang kuat. Maka dalam Pasar Lawas Mataram disuguhkan penampilan kesenian tradisional. Di hari pertama, beberapa penampilan seni yang disuguhkan meliputi solawatan, tari kolosal, orkes Sedap Harum dan wayang kulit.

Kemudian di hari kedua meliputi tari dan karawitan dari SD Muhammadiyah Bodon, tari Sigrak Pramesti, Pura-Pura Orkes dan Mabes Musik. Lalu di hari terakhir ditampilkan tari Gembira, Angguk Manis dan Laskar Tani, Keroncong in D dan Orkes Sariwangi.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang hadir dalam pembukaan Pasar Lawas Mataram, mengapresiasi masyarakat Jagalan yang dengan kekompakan dan semangat gotong royongnya, acara Pasar Lawas Mataram dapat digelar dengan meriah.

Pasar Lawas Mataram menurutnya menjadi wujud pelestarian budaya adilihung. "Inilah kebudayan yang diwariskan leluhur kita. Saya menyaksikan warga Jagalan yang luar biasa ini telah menunjukkan identitasnya sebagai warga Ngayogyakarta Hadiningrat yang memiliki budaya adiluhung," katanya.

Ia mencatat pada gelaran sebelumnya, Pasar Lawas Mataram berhasil membuat perputaran uang hingga ratusan juta, sehingga sangat bermanfaat untuk masyarakat. "Acara ini digelar esensinya yang paling utama adalah untuk pemberdayaan masyaraka. Pemberdayaan itu harus dirasakan oleh masyarakat," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement