Ada Pasar Kangen Jogja, Obat Penawar Rindu Barang dan Kuliner Masa Lalu
Advertisement
Event tahunan Pasar Kangen Jogja kembali hadir menyemarakkan ingatan pada jajanan dan barang lawas jaman dulu (jadul). Nuansanya yang terus menerus dihadirkan seakan ingin menjaga warisan masa lalu agar tetap abadi sampai saat ini. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Yosef Leon.
Pemukulan pinata menjadi penanda resmi dibukanya Pasar Kangen 2022 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Kamis (18/8/2022) sore. Seiring pecahnya pinata, pengunjung yang hadir sontak tumpah berebut voucer gratis yang dapat ditukar dengan berbagai macam barang dan jajajan pada sejumlah tenant yang berpartisipasi.
Advertisement
Penampilan seni dan budaya dari perwakilan Kabupaten dan Kota di DIY kian menambah suasana asik menikmati sore sambil berkeliling menikmati kudapan lawas dan belanja beberapa barang jadul. Setiap harinya sampai dengan selesai, berbagai penampilan seni dan budaya akan ikut mengisi panggung Pasar Kangen Jogja.
BACA JUGA: Tak Main-Main! Tersangka Perkosaan di Umbulharjo Didakwa Pasal Berlapis
Setiap hari akan ada pentas seni dan budaya yang berbeda disuguhkan kepada pengunjung. Mulai dari jatilan, ketoprak, wayang kulit, musik dan lain sebagainya. Tak hanya sekedar tampil, pentas seni itu juga berupaya mengajak pengunjung berinteraksi dengan menari bersama.
"Target kita Pasar Kangen ini tidak hanya mengangkat ekonomi para pedagang tapi juga para pelaku seni," kata Kepala TBY, Purwiati.
Selaras dengan namanya, Pasar Kangen Jogja hadir dengan semangat menjadi obat penawar rindu bagi barang-barang dan jajanan lawas. Event ini kadung menjadi ikon dan kerap dinanti-nantikan oleh warga setempat maupun wisatawan.
Hadir sejak 2007 lalu, ide awal gagasan ini dicetuskan oleh beberapa seniman perupa, pertunjukan dan aktivis kebudayaan di Jogja yang difasilitasi oleh TBY. Pasar Kangen dikonsep sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat untuk bangkit kembali pasca gempa. Saat ini Pasar Kangen sudah berusia 16 tahun, dan sempat vakum pada pandemi dua tahun terakhir. Tahun ini Pasar Kangen memasuki penyelenggaraannya yang ke 14.
Selama 10 hari ke depan yang dimulai sejak 18-27 Agustus 2022, berbagai macam kuliner dan barang lawasan yang tersaji di Pasar Kangen Jogja dapat dinikmati oleh para pengunjung di tempat itu. Tahun ini tenant yang berpartisipasi lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Dari pendaftar yang berjumlah 1300, hanya 277 tenant yang ikut berpartisipasi.
Ada 170 peserta kuliner, 77 peserta penjual barang-barang lawasan, kerajinan dan komunitas seni yang menampilkan aktivitas workshop keseniannya di tempat ini. Kehadiran Pasar Kangen juga semacam menjadi ajang untuk menampilkan ketahanan pangan lokal. Panitia mengkurasi para peserta sesuai dengan tema besar yang ingin ditunjukkan dalam kegiatan ini yakni tempo dulu.
Beberapa tenant yang hadir diantaranya berupa es goyang, tempe gedhe, rujak cingur, bir plethok, es limon, jadah tempe, kerupuk mie, pesek, koleksi buku langka, barang-barang seni lawas, dan lain sebagainya.
"Yang modern tentu tidak kita terima dan kita juga melihat jenisnya, karena dari beberapa formulir yang masuk ada juga yang sama jenis kuliner atau barangnya. Jadi yang tahun lalu sudah dan yang belum itu juga masuk agar lebih merata," tambah Purwiati.
Ketua Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu mengatakan, Pasar Kangen 2022 kali ini mengangkat tema “Kumandhange Pasar – Ora Cucul Ora Ngebul”, dua tahun Pasar Kangen absen karena pandemi, banyak sektor-sektor kehidupan seakan berhenti ibarat Pasar Ilang Kumandhange. Jika ada pasar yang mulai hening, maka perdagangan sudah tidak ada lagi, artinya roda ekonomi akan berhenti dan hubungan sosial juga akan lumpuh.
Kumandhange Pasar merupakan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan melalui revitalisasi-reaktualisasi pangan dalam upaya mengenalkan, memproduksi, mengkonsumsi berbagai jenis pangan yang pernah ada dan dimiliki oleh bangsa ini. Sementara pada Ora Cucul Ora Ngebul merupakan semangat baru paska pandemi dalam kehidupan, dimana yang tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan apa-apa.
Menurut Ong, spirit dan relasi dari kegiatan ini tidak hanya dialami oleh antar para pedagang, namun kegiatan ini mempertemukan pedagang dengan pembeli sehingga acara ini tidak hanya sebatas transaksi ekonomi namun juga upaya menjalin relasi kemanusiaan yang intim. Pengunjung akan dapat merasakan nilai-nilai kearifan lokal seperti bertegur sapa sehingga para pengunjung dapat merasakan transaksi jual beli seperti di pasar tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Gratis, Pemkab Bantul Petakan Kalurahan Pemasok Ikan Segar
- Ichlinks Video Competition, Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda melalui Kompetisi Video
- Siap-siap! Warga Sleman, Bantul dan Kulonprogo, Ada Pemadaman Listrik Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Cek Lokasinya di Sini
- Kampenye Akbar Heroe-Pena Libatkan Ribuan Warga
- Jalur dan Rute Trans Jogja ke Sejumlah Destinasi Wisata di Jogja dan Sekitarnya
Advertisement
Advertisement