Alma Ata Sosialisasikan Pencegahan Stunting

Advertisement
BANTUL—Tim Dosen Universitas Alma Ata (UAA) dari bidang pakar gizi dan kesehatan (Program Studi Gizi) berkolaborasi dengan Program Studi PGSD menggelar pengabdian masyarakat bertempat di TKIT Darul Athfal, Butuh Lor, Pajangan, Bantul, Kamis hingga Jumat (18-19/8/2022). Peserta kegiatan ini merupakan guru yang tergabung dalam Gugus PAUD 07 Pajangan, Bantul.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang digelar merupakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mendapat pendanaan melalui skema Program Kegiatan Masyarakat (PKM) dari Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun 2022. Kegiatan kali ini mengusung tema Penguatan Kapasitas Pendidik PAUD di Wilayah Kecamatan Pajangan Menjadi Pos PAUD Bebas Stunting Berbasis Pendekatan Holistik Integratif di Era Pandemi Covid-19.
Wilayah Gugus PAUD 07 Pajangan merupakan salah satu lokus stunting di Indonesia. Bahkan, Kapanewon Pajangan merupakan wilayah yang memiliki angka stunting yang tinggi di Bumi Projotamansari.
Ketua Gugus PAUD 07 Pajangan, Suyanti, menyatakan guru belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait dengan pencegahan stunting di lingkungan PAUD. Oleh karena itu, pengetahuan terkait dengan gizi dan kesehatan sangat diperlukan dalam kaitannya dengan PAUD Holistik Integratif (HI). “Seluruh guru Gugus 07 Pajangan yang terdiri dari dua TK dan lima KB mengikuti kegiatan pelatihan ini,” kata Suyanti dalam keterangannya, Senin (29/8/2022).
Salah satu upaya pencegahan stunting disampaikan oleh tim pakar di bidang gizi, Herwinda Kusuma Rahayu. Menurutnya, anak prasekolah perlu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sesuai dengan pedoman gizi seimbang dan Isi Piringku. Nantinya, guru berperan dalam pendidikan gizi.
Untuk materi praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disampaikan oleh Herni Dwi Herawati, dan materi penerapan metode dan media ajar gizi di era pandemi Covid-19 pada anak prasekolah disampaikan oleh Ruwet Rusiyono.
“Guru harus dibekali keterampilan dalam pemantauan pertumbuhan, yaitu pengukuran berat badan dan tinggi badan anak, serta cara interpretasi hasil status gizi anak” kata Herwinda.
Melalui pengabdian masyarakat ini diharapkan guru memiliki pengetahuan yang cukup terkait dengan gizi dan kesehatan anak, sehingga guru sebagai ujung tombak pendidikan gizi anak akan lebih percaya diri saat menyampaikan pendidikan gizi. Selain itu, PAUD merupakan salah satu sasaran konvergen pencegahan stunting dan menjadi intervensi utama dalam percepatan pencegahan stunting. PAUD berfungsi untuk memberikan stimulasi bagi perkembangan kognitif dan tumbuh kembang anak. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Setelah Dipakai Fungsional di Lebaran, Tol Jogja Solo Resmi Dibuka Tahun Depan
- Jadwal Konsultasi Publik Tol Jogja YIA di Kulonprogo Dirilis Awal April, Butuh Lahan 3 Juta Meter Persegi
- Lima Bidang Tanah Kasultanan Jogja Diklaim Milik Keturunan Sultan HB VIII
- Tanggapi Perang Sarung, Begini Respons Bupati Sleman
- Belasan Kilogram Bubuk Mercon Dibakar dan Dimusnahkan
Advertisement