Advertisement
Tak Hanya di Puskemas, VCT Gunungkidul Dilakukan Secara Mobile
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Dinas Kesehatan Gunungkidul terus berupaya mencegah penyebaran kasus HIV-Aids. Salah satunya dengan menggencarkan Voluntary Conseling Test (VCT) di seluruh kapanewon di Bumi Handayani.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, pemeriksaan VCT menjadi salah satu deteksi dini penularan HIV-Aids. Oleh karenanya, fasilitas ini terus diperluas sehingga seluruh puskesmas di 18 Kapanewon bisa memberikan layanan.
Advertisement
“30 Puskesmas bisa melayani VCT. Jadi, warga yang membutuhkan layanan bisa mendatangi puskesmas terdekat,” kata Yuyun kepada wartawan, Minggu (4/9/2022).
Meski demikian, ia tidak menampik hingga sekarang partisipasi VCT masih minim. Ada beberapa alasan yang membuat warga melakukan tes ini, mulai dari takut, malu dan lain sebagainya.
Baca juga: Ada 1.472 Pengidap HIV di Jogja, Fasilitas Perawatan Akan Ditambah
Guna meningkatkan upaya pengetesan beberapa langkah dilakukan. Salah satunya dengan menyediakan layanan tes keliling sesuai dengan permintaan. Selain itu, juga ada upaya motivasi kepada masyarakat tentang deteksi dini HIV-Aids.
“Yang jelas kami juga menjaga kerahasiaan pasien maupun warga yang ingin mengikuti VCT,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menambahkan, selain adanya layanan fasilitas deteksi dini serta perawatan pengidap HIV-Aids, juga ada upaya sosialisasi pencegahan ke masyarakat. Penyakit ini menular melalui cairan tubuh sehingga ada upaya pencegahan kontak secara langsung, salah satunya melalui hubungan seksual.
Menurut dia, ada beberapa langkah pencegahan mulai dari setia pada pasangan, tidak melakukan seks bebas hingga memakai alat kontrasepsi saat berhubungan badan. “Media juga bisa melalui jarum suntik sehingga tidak boleh menggunakan jarum bekas,” katanya.
Baca juga: Merasa Diprank Lagi, Begini Komentar Warganet soal Kenaikan Harga BBM
Dewi meminta kepada masyarakat untuk tidak berlaku diskriminasi terhadap orang yang mengidap HIV-Aids. Pasalnya, perilaku tersebut bisa berdampak buruk terhadap pasien yang bersangkutan. “Stop diskriminasi karena itu tidak akan menolong dan malah memperparah kondisi pasien,” katanya.
Sejak 2006 hingga sekarang sudah ada 574 kasus penderita HIV dan 282 kasus pengidap Aids. Adapun rincian untuk penderita HIV, sebanyak 324 kasus merupakan pasien laki-laki dan perempuan ada 250 kasus. sedangkan untuk Aids, jumlah pasien laki-laki ada 164 orang dan perempuan sebanyak 118 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Jogja Digagalkan, Kemenkumham DIY
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
- Polda DIY Siapkan Antisipasi Lalu Lintas Selama Libur Lebaran 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
Advertisement
Advertisement