Harga BBM Naik, Pedagang di Jogja Dilematis Naikkan Harga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Kenaikan harga BBM berdampak pada pedagang makanan kaki lima di Jogja. Mereka kebingungan menyesuaikan harga, jika dinaikkan takut dagangannya sepi, tidak dinaikan maka mereka rugi.
Fajar Nugraha, 34, pedagang angkringan di Jl. Hos Cokorominoto, Kemantren Wirobrajan menyebut sudah ada kenaikan harga untuk bahan baku makanan jualannya. “Harga beras sudah mulai naik sama harga cabai,” katanya, Senin (5/9/2022).
Advertisement
Atas kenaikan beberapa komoditi tersebut, Fajar mengaku kebingungan untuk menyesuaikan harga. “Bingung juga mau dinaikin nanti takut sepi dagangannya,” ujarnya.
BACA JUGA: Mini Tumpeng Spesial ala Grand Rohan Jogja
Solusi yang dilakukan Fajar menghadapi kenaikan harga tersebut dengan menaikan harga jualannya secara perlahan. “Ini yang baru saya berani naikkan cuma harga es teh, dari Rp2.500 jadi Rp3.000,” jelasnya.
Hal sama juga dialami Mujiwati, 56, pedagang bakso di Jl. Mangkubumi, Kemantren Jetis. “Baru tadi ke pasar harga cabai keriting sudah Rp85.000, kemarin saja masih Rp60.000,” jelasnya, Senin siang.
Mujiwati menyebut harga satu porsi baksonya sudah Rp15.000. “Kalau saya naikan nanti tidak ada yang beli bisa bangkrut juga,” katanya. Sementara ini, Mujiwati enggan menaikkan harga jualannya.
“Saya takutnya sewa tempat jualan ini yang malah naik banyak,” kata Mujiwati.
Padahal sejak pandemi Covid-19, kata Mujiwati, jualannya baru mulai ramai lagi. Jika ada lonjakan kenaikan harga yang signifikan dalam ongkos jualannya, Mujiwati mengaku akan pindah tempat jualan.
Dinas Perdagangan (Disdag) Jogja dari hasil pantauan harga komoditas menyebut ada tren kenaikan harga setelah kenaikan harga BBM diberlakukan.
“Pastinya sangat berdampak, karena proses distribusi memerlukan BBM,” kata Kepala Ketersediaan, Pengawasan, Pengendali Disdag Jogja Risnawati, Senin siang.
Risnawati menyebut belum bisa memastikan komoditi apa saja yang naik karena masih dalam pantauan. “Saat ini ada kecenderungan harga beras sedikit ada pergerakan harga, kalau cabai memang harganya fluktuatif, sekarang harga cabai rawit Rp85.000,” jelasnya.
Kenaikan harga komoditi karena kenaikan biaya angkut, lanjut Risnawati, sudah ada solusinya. “Pemerintah Pusat sudah ada arahan untuk pemerintah daerah memberi subsidi biaya transportasi angkutan distribusi barang,” katanya.
Namun sayangnya, teknis pemberian subsidi tersebut belum ada. “Nanti kami tunggu teknisnya dari Pusat,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
Advertisement
Advertisement