Mahasiswa Peternakan UGM Berdayakan Warga lewat Integrated Farming System
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Masalah sampah dan kemiskinan hingga menyebabkan masalah kesehatan dihadapi warga Bedoyo, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan.
Menjawab persoalan ini, mahasiswa Fakultas Peternakan UGM mengenalkan Integrated Farming System (FIS). Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM memperkenalkan konsep IFS sebagai solusi pengolahan limbah organik rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga.
Advertisement
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini, Rikhul Jannah, menjelaskan IFS menggabungkan tiga bidang yakni pertanian, perikanan, dan peternakan guna meningkatkan ketahanan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi dan mengelola limbah organik rumah tangga.
BACA JUGA: Harga Tanah Kadung Naik, Warga yang Lahannya Tergusur Tol Jogja Bawen Berharap Ganti Rugi Lebih Tinggi
Dikemas dalam program Smart Family, IFS berlangsung selama Juni-September 2022. “Melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan ibu-ibu PKK dalam mengelola potensi yang ada dengan pengaplikasian konsep IFS yaitu kombinasi antara pelatihan akuaponik rumah tangga serta budidaya dan pengolahan maggot," ujarnya, Selasa (6/9/2022).
Melalui program ini diharapkan dapat membantu ibu-ibu PKK dalam meningkatkan kebutuhan pangan, peningkatan mutu gizi seimbang, dan perwujudan pengelolaan limbah organik rumah tangga yang optimal.
Mahasiswa lainnya yang terlibat, Dara Latifa, mengatakan produk yang dihasilkan berupa peningkatan pemahaman dan keterampilan ibu-ibu PKK dalam pemenuhan gizi tiga sehat, serta mengembangkan maggot menjadi maggot kering dan pupuk organik bekas maggot atau kasgot.
Selain itu dihasilkan pula produk olahan pada ikan berupa ikan lele bumbu frozen dan sayuran dari akuaponik yang dikemas menjadi sayur organik segar.
Program Smart Family menjadi solusi yang diharapkan dapat menjawab penyelesaian masalah yang ada di Dusun Bedoyo.
Dari budi daya maggot yang diupayakan tidak hanya menguraikan limbah organik rumah tangga saja, melainkan juga dapat dimanfaat sebagai pakan ikan. “Sedangkan pada akuaponik yang diterintegrasikan dapat menghasilkan produk yang akan berguna untuk keberlanjutan program,” katanya.
Untuk menjaga keberlanjutan program ini, tim mahasiswa Fakultas Pertanian UGM juga memberikan edukasi dan bimbingan kepada masyarakat mengenai pemasaran produk dan menjalin kerjasama dengan toko peternak dan toko pertanian.
Salah satu warga Bedoyo, Suharti, mengatakan warga bersyukur dengan kegiatan ini, karena ibu-ibu Dusun Bedoyo dapat mengisi waktu luang sekaligus mendapatkan pengetahuan baru dan keterampilan yang berdampak bisa mendapatkan penghasilan sampingan.
“Program ini bagus sekali untuk mengisi waktu luang kami sebagai ibu rumah tangga. Dengan kegiatan ini bisa ngurusin maggot dan ikannya, apalagi kegiatan ini bisa nambah penghasilan kami,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Bantul di Akhir Pekan Bulan November 2024
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Jumat 22 November 2024
- PakNas Desak Penyusunan Kebijakan Pertembakauan Melibatkan Konsumen
Advertisement
Advertisement