Advertisement

Agar Jogja Tak Macet setelah Tol Beroperasi, Pakar Transportasi Sarankan 2 Solusi

Sunartono
Selasa, 20 September 2022 - 21:27 WIB
Bhekti Suryani
Agar Jogja Tak Macet setelah Tol Beroperasi, Pakar Transportasi Sarankan 2 Solusi Proyek Tol Jogja Solo. - JIBI/Bisnis.com/Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Pemerintah harus mulai memikirkan dampak kemacetan yang akan terjadi wilayah perkotaan di Jogja setelah tol di area DIY beroperasi di 2024 mendatang. Pakar Transportasi menyarankan manajemen arus exit toll dengan tidak membebankan pada satu jalan hingga keberanian membatasi kendaraan pribadi agar beralih ke angkutan umum.

Pakar Transportasi Risdiyanto mengatakan pentingnya pemerintah memikirkan pencegahan kemacetan sejak dini saat tol di area Jogja beroperasi. Exit toll memang harus dibikin lebih banyak di area perkotaan, karena begitu arus lalu lintas keluar dari pintu tol pasti akan terjadi kemacetan jika pintu tol tidak diperbanyak.

Advertisement

Berdasarkan pengamatannya di beberapa kota seperti Solo potensi kemacetan disebabkan karena saat arus keluar dari exit toll hanya dibebankan pada satu jalan saja. Hal ini perlu menjadi pelajaran bagi Jogja sebagai kota wisata yang nanti pasti akan lebih banyak diserbu wisatawan setelah tol beroperasi.

“Problem tol itu biasanya di pintu keluar, misalnya dari Solo ke Semarang atau Semarang ke Solo itu cepat perjalanannya, tetapi begitu sampai exit turun, langsung macet berhenti. Maka sebaiknya exit toll dibikin banyak, sehingga keluarnya arus ini tidak hanya satu atau dua jalan. Mending ada banyak bisa masuk sana sini ada lagi, seperti sirip ikan, itu mengurangi beban jalan dibagi rata terhadap mereka yang keluar masuk jalan tol. Meski pun sebenarnya bukan banyaknya exit tetapi bagaimana arus dari exit ini jangan dibebankan pada satu jalan,” katanya saat diwawancara, Sabtu (17/9/2022).

Lulusan Doktor Teknik Sipil UII ini mengatakan pemerintah perlu menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas agar saat di pintu keluar, arus lalu lintas tidak menjadi beban satu jalan saja. Selain itu disarankan posisi exit toll tidak berada di area jalan yang saat ini sudah termasuk macet. Jika hal ini terjadi dan arus hanya berada di satu jalan maka akan menjadi masalah tersendiri.

“Selain itu sebaiknya mempertimbangkan beban lalu lintas, jalan yang sudah ada sebelum tol itu sudah macet atau belum, kalau kondisinya sudah macet kemudian diberikan exit pasti akan menjadi masalah,” ucapnya.

Saat ini sebenarnya dengan perkembangan teknologi dan keilmuan transportasi bisa dibuat simulasi lewat aplikasi. Sehingga diketahui seberapa besar pengaruh atau beban jalan ketika ada arus baru yang masuk lewat suatu exit toll. Cara ini cukup efektif untuk melakukan antisipasi yang perlu dilakukan untuk mencegah kemacetan parah di area perkotaan.

BACA JUGA: Gerindra Klaim Ada yang Mencoba Menjegal Prabowo Jadi Capres

“Jadi harus melihat kondisi lalu lintas saat ini, ini namanya pemodelan transportasi, bisa disimulasikan lewat komputer kalau jumlah kendaraan sekian ketika dibuka jalan pengaruhnya seperti apa akan kelihatan,” kata Dosen Universitas Janabadra ini.

Tak kalah pentingnya, Risdiyanto mengingatkan beberapa hal untuk mencegah kemacetan perkotaan saat tol di Jogja mulai beroperasi. Harus ada keberanian untuk membuat kebijakan menekan penggunaan kendaraan pribadi. Bahkan secara ekstrem jika memungkinkan tarif di area pusat perbelanjaan atau perkotaan dibikin mahal.

“Harus ada kebijakan menekan penggunaan kendaraan pribadi, misalnya di wilayah pertokoan atau perbelanjaan itu tarif dibuat mahal, pusat perkotaan, memang itu pasti diprotes tetap ilmunya seperti itu,” ujarnya.

Selain itu pajak progresif harus berjalan dengan baik. Jika seseorang memiliki dua kendaraan pribadi maka kendaraan yang kedua pajaknya harus lebih mahal. Selain itu larangan penggunaan motor pada pelajar harus ditegakkan. Meski demikian sejumlah larangan tersebut harus diikuti dengan sarana transportasi yang memadai, selain mudah diakses namun juga waktu tunggunya cepat.

“Kalau saya usul untuk anak sekolah ada masa tertentu dilarang menggunakan sepeda motor tetapi akses angkutan umum harus diperbaiki. Karena orang kalau belum diperkenalkan sudah malas duluan, begitu SMP selesai lalu dibelikan motor. Masa antara SMP hingga SMA itu sebaiknya ada program pembiasaan menggunakan angkutan umum,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement