Advertisement

Kedelai di Jakarta Tembus Rp13.000, Ini Update Harga di Jogja

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 28 September 2022 - 12:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kedelai di Jakarta Tembus Rp13.000, Ini Update Harga di Jogja Ilustrasi kedelai. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Produsen tahu tempe di Jakarta mengancam akan demonstrasi jika pemerintah tidak membayar selisih harga kedelai yang saat ini baru disalurkan 80.000 ton kedelai dari 800.000 ton yang disepakati dalam nota kesepahaman atau MoU. Hal itu dilakukan karena pengrajin semakin terjepit dengan kenaikan harga kedelai. 

Saat ini pengrajin tahu tempe semakin terjepit akibat kenaikan harga kedelai yang kini mencapai Rp13.000 per kg.

Advertisement

BACA JUGA:  Simak! Ini Barang Paling Laris saat Ramadan-Lebaran versi Tokopedia

“Kita akan melakukan demo jika ini [selisih] tidak direalisasikan. Makanya kita ajak komunikasi dulu, baru demo adalah langkah terakhir. Kita tunggu tanggapan pemerintah seperti apa. Jika diam-diam saja, dalam 2 minggu pun sudah bisa kita lakukan [demonstasi],” ungkap Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti), Sutaryo. 

Sementara itu harga kedelai di DIY juga menyentuh Rp13.000 per kg seperti di Jakarta. Meski hanya selisih sedikit, harga kedelai impor lebih mahal dibandingkan harga kedelai lokal.

Berdasarkan pantauan harga yang dilakukan Disperindag DIY, harga kedelai impor Rp12.833 per kg sementara kedelai lokal Rp12.667 per kg.

Baca juga: Sempat Hujan di Pagi Hari, Bagaimana Cuaca DIY Siang-Malam?

Kabupaten Sleman berupaya untuk menggenjot produksi kedelai lokal sehingga impor kedelai bisa ditekan. Selama ini kebutuhan kedelai dalam negeri sebagian masih dipenuhi dari impor.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan upaya menggenjot produksi kedelai dilakukan dengan perluasan lahan dan mendorong produktivitas. Menurutnya, pada tahun ini pengembangan kedelai dilakukan menggunakan dana Tugas Pembantuan APBN pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY di lahan seluas 50 hektare.

Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo Heru Martono mengatakan permintaan kedelai melonjak. Peluang ini dilihat oleh petani. "Budi daya ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan secara nasional," ujar dia.

Sayangnya dalam dua tahun terakhir budidaya kedelai dibayang-bayangi kegagalan karena cuaca yang tidak mendukung. Kekhawatiran ini membuat petani beralih menanam padi, jagung, dan kacang tanah.

BACA JUGA:  Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mahfud MD: Kasus Transaksi Rp189 Triliun Melibatkan Kemenkeu Belum Tuntas

News
| Kamis, 08 Juni 2023, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Punya Nyali? Coba Kunjungi Destinasi Wisata Jembatan Kaca Terbesar di Dunia Ini

Wisata
| Kamis, 08 Juni 2023, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement