Konsumsi Buah dan Sayur Warga Kota Jogja Meningkat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja mencatat, angka Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat setempat terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. PPH atau Desirable Dietary Pattern (DDP) merupakan susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama pada tingkat ketersediaan maupun konsumsi.
Kepala Bidang Pangan DPP Kota Jogja, Muhammad Imam Nurwahid, mengatakan pada 2018 angka PPH masyarakat Jogja tercatat berada pada skor 78,8 atau tergolong rendah. Secara bertahap, angka PPH perlahan-lahan menunjukkan skor yang terus melonjak dan pada 2021 lalu tercatat berada di angka 95,1 dan melampaui angka nasional yang masih berada di angka 87,2.
Advertisement
Menurut Imam, peningkatan skor PPH ini dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya melalui kajian. Saat angka PPH menunjukkan skor 78,8 ditemui bahwa konsumsi sayur dan buah masyarakat setempat masih kurang optimal. Konsumsi sayur dan buah hanya bertengger di angka 18 dari skor maksimal senilai 30. Dengan demikian, program kampung dan lorong sayur yang baru-baru ini menerima penghargaan digalakkan di tiap wilayah.
BACA JUGA: Korupsi Perizinan, Haryadi Suyuti Cs Segera Disidang di Pengadilan Tipikor Jogja
"Kami dukung masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang tidak terpakai atau di pekarangan rumah untuk menanam buah atau sayur. Ini sebagai upaya untuk mengoptimalkan konsumsi buah dan sayur di masyarakat," kata Imam, Jumat (30/9/2022).
Imam menyebut, upaya itu bisa dibilang sukses. Sebab pada 2021 saat survei dilaksanakan, angka PPH masyarakat Jogja sudah menunjukkan hasil yang optimal. Kesadaran masyarakat dengan adanya program kampung dan lorong sayur membuat konsumsi dua bahan pangan itu juga ikut meningkat. Jumlah lorong dan kampung sayur di Kota Jogja pun terus meningkat di beberapa titik.
"Di 2021 sudah mencapai 30 konsumsi sayur dan buah di Jogja. Karena konsumsi buah dan sayur meningkat, maka secara total PPH-nya ikut naik. Dari 78,8 di 2018, sekarang jadi 95,1," ungkapnya.
BACA JUGA: Ditangkap Polisi, Ini Sosok yang Diduga Anggota DPRD Bantul Berinisial ESJ
Sampai 2022 ini jumlah kampung dan lorong sayur di Kota Jogja sudah mencapai 115 titik. Selain dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, hasil panen yang berlebih juga kadang kala dijual ke pasar atau masyarakat sekitar sehingga menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi para pengurus.
"Sekarang produk-produknya tidak sebatas dikonsumsi warga saja, karena hasilnya kan semakin baik. Jadi mereka juga pasarkan pada teman-teman Gandeng Gendong di sektor kuliner untuk menyerap produksi dari kampung sayur," jelas Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ini Lima Nama Pimpinan KPK Periode 2024-2029 yang Ditetapkan DPR
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Penyesuaian HET LPG 3 kg di DIY, Antara Kebutuhan dan Stabilitas Pasar
- Kenaikan PPN 12%, PHRI Gunungkidul : Ada Potensi Terjadi PHK
- Tutup Tahun Kian Dekat, Pemkot Jogja Kebut Pembangunan di Sejumlah Titik Ini
- 6 Bulan, Penduduk Sleman Bertambah Ribuan Jiwa
- 2 Motor Adu Banteng, Remaja asal Gunungkidul Alami Luka-Luka
Advertisement
Advertisement