Advertisement
Suporter hingga Mahasiswa di Jogja Panjatkan Doa Bersama untuk Tragedi Kanjuruhan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Turut bersolidaritas atas tragedi di stadion Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu, civitas akademik UGM khususnya yang terlibat dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan kelompok suporter menggelar doa bersama dan refleksi, Selasa (4/10/2022).
Berlangsung di GOR Pancasila, kegiatan yang dihadiri ratusan mahasiswa ini diawali dengan doa lintas iman untuk mendoakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Setelah berdoa, beberapa perwakilan masing-masing elemen menyampaikan refleksi atas tragedi tersebut.
Advertisement
Ketua Forum Komunikasi (Forkom) UKM UGM, Bram Kusuma, menjelaskan kegiatan ini merupakan bentuk rasa duka bersama atas terjadinya tragedi Kanjuruhan. “Melibatkan Fanbase sepak bola yang basis masanya di UGM, seperti Brajamusti Gajah Mada, Bonek UGM, Maiden UGM, Campus Boyz UGM dan Arek Malang,” ujarnya.
Ia berharap untuk para suporter agar dengan duka cita ini bisa menjadi pengingat kedepan dalam membawa perdamaian di antara kelompok suporter. Kepada pihak yang berwenang ia berharap ada pengusutan secara tuntas atas tragedi yang menelan ratusan korban jiwa itu.
BACA JUGA: Demi Prabowo, Gerindra Siap Lawan Anies Baswedan di Pilpres 2024
“Entah siapa pun itu, harapannya ada pengusutan secara tuntas. Siapa yang bertanggung jawab atas tragedi ini. Tidak hanya diusut, tapi diharapkan juga bisa benar-benar menjadi evaluasi bersama, dari pihak berwajib, PSSI, yang sampai sejauh ini masih menjadi tinta merah sepak bola Indonesia,” katanya.
Salah satu anggota Brajamusti Gajah Mada, Adi Alfreda, mengatakan tragedi ini adalah momentum untuk menurunkan ego masing-masing kelompok suporter. “Harapannya rivalitas bisa berjalan secara sehat dan kreatif,” kata dia.
Ia berharap tragedi ini menjadi yang terakhir dan tidak akan terulang lagi di masa mendatang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia meminta PSSI dan PT LIB sebagai penyelenggara liga untuk lebih mengetatkan aturan FIFA diterapkan di lapangan.
“Dari PSSI atau LIB lebih diketatkan di sana. Soalnya kita kan di bawah induknya FIFA. Maka dari itu, kita tetap mendorong LIB dan PSSI lebih diketatkan SOP-nya, sesuai aturan di FIFA,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kasus Covid-19 dan Flu di Amerika Serikat Melonjak, Pasien Terbanyak Anak-Anak
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Di Mal Pelayanan Publik Kota Jogja Ada Loket Konsultasi untuk Konsultasi Izin APK Pemilu 2024
- Sepi karena Kurang Akses, Pedagang di Taman Kuliner Terminal Wonosari Berhenti Jualan
- Belasan Gedung Sekolah Direhabilitasi di Jogja, Rerata Rusak Ringan
- KPU DIY Wajibkan Peserta Pemilu 2024 Laporkan Dana Kampanye
- Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini
Advertisement
Advertisement