Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi di DIY, DP3AP2 DIY Tingkatkan Pemberdayaan Gender
Advertisement
JOGJA—Tingkat kematian ibu dan anak di DIY meningkat. Penyebabnya, perkawinan anak, kekurangan gizi, dan kondisi pandemi.
Data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY menunjukkan ada 40 kematian ibu pada 2020 menjadi 131 jiwa pada 2021, sementara kematian bayi mencapai 270 kasus.
Advertisement
Catatan DP3AP2 DIY menunjukan kematian ibu paling banyak pada rentang usia 20-35 tahun, dengan tertinggi terjadi pada usia 20 tahun ke bawah. Peningkatannya sebanyak 12 kali lipat. Sementara tingkat kematian bayi paling banyak terjadi di usia 28 hari.
Kepala DP3AP2 DIY Erlina Hidayati Sumardi menjelaskan berbagai upaya dilakukannya untuk menangani masalah tersebut. “Upaya ini bisa dilihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) yang terus meningkat di DIY tiap tahunnya,” katanya, dalam seminar bertajuk Keluarga Pembaharu: Tingkat Kualitas Keluarga Indonesia, di Kantor DP3AP2 DIY pada Kamis (6/10/2022).
Data DP3AP2 menyebut IPG pada 2019 menunjukan angka 73,59, meningkat jadi 74,59 pada 2020, lalu pada 2021 angkanya sebesar 76,57. “Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan IPG, dari pendampingan ekonomi keluarga, penguatan jejaring ketahanan pangan, hingga pelatihan kader Bina Keluarga Sejahtera,” jelas Erlina.
Langkah lain yang diupayakan DP3AP2, lanjut Erlina, adalah pengendalian penduduk dan keluarga berencana serta perlindungan perempuan dan anak. Pasalnya angka perkawinan anak menunjukan peningkatan tiap tahunnya karena pandemi.
“Edukasi dan sosialisasi terkait kesehatan seksual terus dilakukan dengan kampanye anti-pernikahan usia anak, lalu penguatan forum perlindungan korban kekerasan hingga pelatihan sistem pelaporan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” jelas Erlina.
Sementara itu, Nur Hasyim dosen Fisip UIN Walisongo yang juga jadi narasumber seminar tersebut menjelaskan peran ayah dalam keluarga juga penting untuk menanggulangi kematian ibu dan bayi.
Hasyim yang juga penggagas Aliansi Laki-laki Baru menjelaskan tanggung jawab laki-laki sama untuk mengatasi masalah tersebut. “Pengasuhan anak dan peran domestik lain juga jadi tanggung jawab ayah juga bukan hanya ibu,” katanya, Kamis siang.
Namun, Hasyim mengingatkan peran ayah dalam pengasuhan tersebut bukan dimaksudkan untuk turut menguatkan posisi dan kuasanya. “Karena peran tersebut memang jadi tanggung jawabnya juga bukan untuk meningkatkan kuasanya,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Polres Gunungkidul Bakal Terjunkan Ratusan Personel Pengamanan Pilkada 2024
- Aliansi Muda Muhammadiyah Janji Menangkan Kustini-Sukamto di Pilkada Sleman
- Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
- Tak Gelar Kampanye Akbar Pilkada Sleman, Tim Paslon Harda-Danang Bikin Kegiatan Bermanfaat di 17 Kapanewon
Advertisement
Advertisement