Advertisement

Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi di DIY, DP3AP2 DIY Tingkatkan Pemberdayaan Gender

Media Digital
Kamis, 06 Oktober 2022 - 23:47 WIB
Budi Cahyana
Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi di DIY, DP3AP2 DIY Tingkatkan Pemberdayaan Gender Seminar bertajuk Keluarga Pembaharu: Tingkat Kualitas Keluarga Indonesia, di Kantor DP3AP2 DIY pada Kamis (6/10/2022). - Harian Jogja

Advertisement

JOGJA—Tingkat kematian ibu dan anak di DIY meningkat. Penyebabnya, perkawinan anak, kekurangan gizi, dan kondisi pandemi.

Data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY menunjukkan ada 40 kematian ibu pada 2020 menjadi 131 jiwa pada 2021, sementara kematian bayi mencapai 270 kasus.

Advertisement

Catatan DP3AP2 DIY menunjukan kematian ibu paling banyak pada rentang usia 20-35 tahun, dengan tertinggi terjadi pada usia 20 tahun ke bawah. Peningkatannya sebanyak 12 kali lipat. Sementara tingkat kematian bayi paling banyak terjadi di usia 28 hari.

Kepala DP3AP2 DIY Erlina Hidayati Sumardi menjelaskan berbagai upaya dilakukannya untuk menangani masalah tersebut. “Upaya ini bisa dilihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) yang terus meningkat di DIY tiap tahunnya,” katanya, dalam seminar bertajuk Keluarga Pembaharu: Tingkat Kualitas Keluarga Indonesia, di Kantor DP3AP2 DIY pada Kamis (6/10/2022).

Data DP3AP2 menyebut IPG pada 2019 menunjukan angka 73,59, meningkat jadi 74,59 pada 2020, lalu pada 2021 angkanya sebesar 76,57. “Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan IPG, dari pendampingan ekonomi keluarga, penguatan jejaring ketahanan pangan, hingga pelatihan kader Bina Keluarga Sejahtera,” jelas Erlina.

Langkah lain yang diupayakan DP3AP2, lanjut Erlina, adalah pengendalian penduduk dan keluarga berencana serta perlindungan perempuan dan anak. Pasalnya angka perkawinan anak menunjukan peningkatan tiap tahunnya karena pandemi.

“Edukasi dan sosialisasi terkait kesehatan seksual terus dilakukan dengan kampanye anti-pernikahan usia anak, lalu penguatan forum perlindungan korban kekerasan hingga pelatihan sistem pelaporan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” jelas Erlina.

Sementara itu, Nur Hasyim dosen Fisip UIN Walisongo yang juga jadi narasumber seminar tersebut menjelaskan peran ayah dalam keluarga juga penting untuk menanggulangi kematian ibu dan bayi.

Hasyim yang juga penggagas Aliansi Laki-laki Baru menjelaskan tanggung jawab laki-laki sama untuk mengatasi masalah tersebut. “Pengasuhan anak dan peran domestik lain juga jadi tanggung jawab ayah juga bukan hanya ibu,” katanya, Kamis siang.

Namun, Hasyim mengingatkan peran ayah dalam pengasuhan tersebut bukan dimaksudkan untuk turut menguatkan posisi dan kuasanya. “Karena peran tersebut memang jadi tanggung jawabnya juga bukan untuk meningkatkan kuasanya,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement