Advertisement
Jogja Menyapa Jadi Ruang Akulturasi Mahasiswa Luar Daerah dengan Budaya Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY mengadakan Jogja Menyapa yang ketiga pada tahun ini, Jumat (21/10/2022). Gelaran ini bertajuk Jogja Ambuka Gapuraning Jagad dan berlangsung di depan Gerbang Barat, Kompleks Kepatihan.
Tujuan agenda rutin ini untuk menyambut mahasiswa luar daerah yang menempuh pendidikannya di Jogja. Jogja Menyapa juga bertujuan untuk jadi titik temu antara Pemda DIY, warga Jogja, dan mahasiswa luar daerah agar terwujud ruang akulturasi nilai budaya yang ada.
Advertisement
Dalam laporannya, Paniradya Pati Paniradya Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho menjelaskan kegiatan ini menjadi sarana penyebaran informasi dan sosialisasi terkait dengan Keistimewaan DIY. “Jadi di DIY ada nilai-nilai budaya yang seyogyanya juga patut untuk dimengerti oleh mahasiswa luar daerah,” jelasnya, Jumat malam.
Antara nilai budaya DIY dan nilai budaya asal mahasiswa daera lain, lanjut Aris, sedapat mungkin saling berinteraksi dengan baik. “Agar ada sirkulasi nilai budaya baik dan dapat saling mengisi,” ujarnya.
Soal tema gelaran Jogja Menyapa, Aris menyebut Jogja sudah terbukti jadi miniaturnya Indonesia. “Sebagai miniatur Indonesia jadi gerbang pembuka untuk mengenal Indonesia secara menyeluruh,” ucapnya.
Ia menambahkan kegiatan tersebut juga untuk memperkuat rasa Bhineka Tunggal Ika dan keberagaman di DIY. “Di acara ini juga akan diluncurkan logo Dana Keistimewaan, maskot Pak Raji, maskot Lek Wati, serta motif batik Cahyaning Keistimewaan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji yang membuka Jogja Menyapa meminta para mahasiswa daerah untuk turut membaur dengan warga Jogja.
“Jadi tinggal di asramanya itu cukup satu tahun saja selebihnya tinggal di kos atau mengkontrak rumah agar bisa menyelami kehidupan warga Jogja, masuk ke universitas kehidupan,” katanya.
Baskara menyebut tiap tahunnya ada 60 ribu mahasiswa luar daerah yang masuk ke Jogja.
“Totalnya mungkin sekitar 300 ribu orang yang pernah mengenyam pendidikan di Jogja. Jadi Jogja ini jadi lalu lintas berbagai orang dengan latar belakang apapun di sini, ini tentu juga jadi aset dan kekayaan budaya Jogja,” jelasnya.
Perguruan tinggi di Jogja, lanjut Baskara, ada 128 dengan berbagai bentuk dan jenjang. “Jika untuk warga Jogja saja mungkin lima perguruan tinggi saja cukup, tapi ini ada sebanyak itu untuk mengakomodasi mahasiswa luar daerah juga,” katanya.
Baskara berharap agar mahasiswa luar daerah memanfaatkan pengalamannya di Jogja semaksimal mungkin.
“Agar nanti kalau balik ke kampung halaman membawa banyak hal positif dari Jogja,” harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Tuntas Klaim Kumpulkan 75.000 KTP untuk Maju Pilkada Sukoharjo Jalur Independen
- Indonesia Ukir Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23, Erick Thohir: Bangga!
- BI Rate Naik Jadi 6,25 Persen, BTN Masih Pertimbangkan Penyesuaian Bunga KPR
- Pilkada 2024 Makin Ramai, Kades Pentur Siap Maju jadi Calon Bupati Boyolali
Berita Pilihan
Advertisement
BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
Advertisement
Advertisement