Advertisement

NgayogyaMantra, Disbud DIY Apresiasi Kehadiran 50 Tahun Teater Alam

Media Digital
Kamis, 27 Oktober 2022 - 06:37 WIB
Budi Cahyana
NgayogyaMantra, Disbud DIY Apresiasi Kehadiran 50 Tahun Teater Alam Pentas Teater Alam - Istimewa

Advertisement

JOGJA—Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY mengapresiasi kehadiran Teater Alam yang sudah mencapai usia 50 tahun. Apresiasi tersebut berupa dukungan pementasan NgayogyaMantra yang akan dilakukan Teater Alam pada Kamis (27/10/2022) ini di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta.

Tak hanya pentas, perayaan 50 tahun Teater Alam ini juga dilakukan dengan seminar, workshop, hingga pameran. Harapannya serangkaian perayaan tersebut juga memantik generasi muda untuk makin giat dalam melestarikan seni teater di DIY dan terwujudnya regenerasi.

Advertisement

Kepala Seksi Seni Disbud DIY Aryanto Hendro menyebut kiprah Teater Alam sangat berdampak luas pada dunia teater di DIY, bahkan di Indonesia. “Selama kehadiran Teater Alam ini banyak pegiat teater yang dihasilkannya, termasuk juga model-model inovasi produksi seni teater,” jelasnya, Selasa (25/10/2022).

Dukungan pementasan NgayogyaMantra, jelas Hendro, merupakan pembinaan yang dilakukan Disbud DIY pada komunitas teater. “Pembinaan ini juga dilakukan karena seni teater juga memiliki peran strategis dalam kebudayaan,” ujarnya.

Peran strategis itu berupa medium pembentukan karakter masyarakat lewat pementasan-pementasan teater. “Sebagai pembentuk karakter lewat budaya tonton harapannya mutu seni teater juga terus meningkat lewat pembinaan yang dilakukan,” katanya.

Hendro juga menyebut pementasan tersebut juga merupakan bentuk penghormatan pada seniman teater Azwar AN, penggagas Teater Alam. “Beliau sosok penting dalam perkembangan teater di tanah air, jadi pementasan nanti juga untuk menghormati jasa-jasanya,” ucapnya.

Pegiat Teater Alam yang menulis naskah pementasan NagyogyaMantra, Joko Santoso menjelaskan tema pementasan yaitu rapal dimaksudkan untuk memerdekakan setiap kata dalam rapalan yang ada. “Mantra tidak berhenti pada makna; tidak mandek pada frasa; selebihnya rapal juga nada, suara, irama, bahkan diam, sekaligus memiliki unsur ketidaksadaran. Mantra, alhasil, bukan sekadar proses simbolik, namun juga semiotik,” jelas Joko.

Dalam pementasan nanti penonton juga diberikan ruang untuk ikut berpartisipasi. “Penonton bebas memilih angle ibarat fotografer membidik objek. Mereka diharapkan tidak terbuai oleh plot karena memang tidak ada plot,” ujarnya.

Tidak ada alur pentas yang kaku karena plot dalam NgayogyaMantra dibuat tanpa plot. “Kebebasan alur ini membuat mantra bertaut, bersinergi dan bertarung dengan musik yang bergemuruh di dalam hening, dan gerak yang menghentak-hentak dalam diam,” kata Joko.

NgayogyaMantra hendak mengimplementasikan , jelas Joko, krida seni yang membebaskan, baik mantra dari makna, musik dari bunyi, dan tari dari gerak. “Sehingga kami hendak menegaskan bahwa mantra adalah keleluasaan imajinasi ekspresi dan interpretasi,” tegasnya

Guru Besar Teater ISI Jogja, Yudiaryani menjelaskan usia 50 tahun Teater Alam menjadi acara transisi generasi sekaligus menjadi ritus pendewasaan bagi komunitasnya sendiri. “Fase transisi atau limen merupakan fase penting dalam ritus komunitas. Fase ini menandai ambang batas antara waktu sebelum ritual dan waktu baru yang akan datang,” jelasnya dalam keterangan tertulis.

Yudiaryani juga berpesan kepada pegiat teater untuk tidak memisahkan antara akademisi dan praktisi. “Karena dipastikan seorang akademisi juga praktisi. Demikian juga sebaliknya. Praktisi juga akademisi. Masa kini membutuhkan keduanya,” ujarnya.

Perubahan teknologi juga jadi tantangan komunitas teater, jelas Yudiaryani, varian pertunjukan virtual dengan varian ilusinya pun tercipta. “Produksi teater, musik, dan tari langsung menggabungkan media digital, dan juga menggabungkan web interaktif dunia maya, sehingga makna seni pertunjukan jadi lebih meluas,” jelasnya.

Komunitas Teater Alam, lanjut Yudiaryani, tengah menghadapi tantangan untuk menapak ke anak tangga lebih tinggi. “Selebrasi ulang tahun ke-50 diharapkan menjadi ungkapan kebahagiaan komunitas, keberhasilan menapak ritus transisi, dan berjalan menyambut era baru secara kolegial,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement