Advertisement

Kurangi Gula, 6,7 Juta Kematian di Indonesia Disebabkan Diabetes

Abdul Hamied Razak
Kamis, 27 Oktober 2022 - 20:47 WIB
Bhekti Suryani
Kurangi Gula, 6,7 Juta Kematian di Indonesia Disebabkan Diabetes Ilustrasi Cek Gula Darah - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Penyakit Diabetes Mellitus masih menjadi perhatian dalam pembiayaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di Indonesia, pada 2021 kurang lebih 20 juta orang dewasa hidup dengan diabetes. Penyakit Diabetes Mellitus ini menyumbang 6,7 juta kasus kematian. 

Secara global, tercatat sebanyak 537 juta orang dewasa usia 20-79 tahun hidup dengan diabetes. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 643 juta pada tahun 2030. Perlu dilakukan upaya promotif preventif untuk pencegahan dan intervensi terhadap penyakit Diabetes Mellitus.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan, Lily Kresnowati saat menjadi narasumber dalam kegiatan 4th Asia-Pasific Partnership On Health And Nutrition Improvement (APHNI) Scientific Session "Indonesian Health Financing Strategies In The Management Of Non Communicable Diseases” di The Rich Jogja Hotel, Rabu (26/10/2022).

“Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perorangan, jadi yang masuk dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah upaya kesehatan perorangan," kata Lily.

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Yang dijamin era JKN adalah UKP berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan.

Lily menambahkan sesuai Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 manfaat Program JKN itu yang tidak dijamin adalah pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain. Jadi program-program yang telah dibiayai oleh pemerintah melalui UKM, tidak dijamin lagi oleh JKN.

Dipertegas lagi dengan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019, yang masuk dalam pelayanan promotif preventif di JKN adalah UKP, meliputi skrining riwayat kesehatan, pelayanan penapisan atau skrining kesehatan tertentu, Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan Program Rujuk Balik (PRB).

BACA JUGA: Sosok Orang Tua Erina Gudono Calon Istri Kaesang, Ternyata Guru Besar UGM

"Skema promotif preventif menganut Three Level So Prevention yaitu Primary Prevention dimulai dari skrining riwayat kesehatan, jika ditemukan ada faktor risiko maka yang mempunyai faktor risiko sedang maupun tinggi akan dilanjutkan ke Secondary Prevention, jika yang tidak berisiko akan dikembalikan lagi ke FKTP,” ungkap Lily.

Diapun menambahkan pada pasien yang berisiko akan kita lanjutkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. “Jika banyak yang bilang saya bayar BPJS itu rugi karena tidak pernah pakai, saya tidak sakit, saya sehat-sehat saja. Maka kami sampaikan manfaat JKN juga termasuk bagi orang sehat yaitu caranya dengan melakukan skrining riwayat kesehatan," katanya.

Akses skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan melalui Aplikasi Mobile JKN, Website BPJS Kesehatan dan Chat Assistant BPJS Kesehatan (CHIKA). Jika dari hasil skrining ada faktor risiko maka akan dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk mencegah terjadinya penyakit atau mencegah memberatnya penyakit. 

"Jadi ini manfaat JKN yang diperoleh oleh orang yang baru berisiko. Lalu ada lagi skrining DM, ini untuk penderita Diabetes Mellitus bisa melakukan pemeriksaan laboratorium mulai dari gula darah, HBA1c dan seterusnya. Kemudian ada pemeriksaan skrining kanker serviks yaitu dilakukan melalui IVA atau Papsmear dan gratis dijamin BPJS Kesehatan," katanya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement