Pemkab Gunungkidul Pantau Kondisi Tanaman Pangan di Awal Musim Hujan, Begini Hasilnya
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terus memantau tanaman pangan yang ditanam petani di musim tanam pertama. Adapun hasilnya, tidak ada masalah karena tanamannya dapat tumbuh dengan subur.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan upaya pengawasan dan pendampingan terus dilakukan. Langkah ini sebagai sarana mengoptimalkan hasil produktivitas pertanian di masyarakat.
Advertisement
Meski belum bisa menyebutkan secara pasti jumlah luas tanam di awal musim hujan ini, dia mengakui bahwa hasil pengamatan lapangan tidak ada masalah. Pasalnya, tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan subur. “Wilayah selatan dapat 100 persen tumbuh [tanaman]. Hal yang sama juga terlihat di sektor utara karena tidak ada yang mati,” katanya, Senin (7/11/2022).
Raharjo berharap dengan awal yang baik ini, maka hasil panen nantinya bisa lebih optimal. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa untuk memaksimalkan hasil harus didukung dengan perawatan dan pemeliharaan secara berkala. “Tidak boleh dibiarkan karena harus tetap dirawat agar tanaman bisa tumbuh dengan subur,” katanya.
BACA JUGA: Pemuda asal Sleman yang Ditelan Ombak Jungwok Ditemukan Tak Bernyawa
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi menambahkan petani diminta waspada karena potensi serangan hama di awal masa tanam, salah satunya hama tikus. Dia mengungkapkan, cara antisipasi dapat dilakukan dengan pemantauan secara berkala sejak dari penanaman.
“Deteksi dini sangat penting agar serangan tidak meluas dan bisa segera diatasi secepat mungkin pada saat ada serangan,” katanya.
Disinggung soal tingkat serangan selama ini, Rismiyadi mengakui ada wilayah yang diserang tikus. Hanya saja, dia mengklaim tingkat serangan masih dibatas toleransi karena dampaknya tidak sampai mengakibatkan kegagalan panen. “Potensi tetap ada di setiap wilayah. Untuk itu harus ada upaya antisipasi dengan pemantauan hama tanaman sejak mulai penanaman,” katanya.
Menurut dia, upaya penangulangan hama tikus tidak hanya dilakukan dengan pemantauan yang ditindaklanjuti dengan pembasmian hama. Namun demikian, sambung Rismiyadi, juga ada upaya pelepasliaran burung hantu jenis Tyto alba yang menjadi musuh alami dari tikus.
“Tahun ini yang dilepaskan sebanyak 15 ekor di Kalurahan Banaran. Rencananya tahun depan ada tambahan burung hantu yang dilepasliarkan di area persawahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement