Advertisement

Promo November

Pemkab Gunungkidul Pantau Kondisi Tanaman Pangan di Awal Musim Hujan, Begini Hasilnya

David Kurniawan
Senin, 07 November 2022 - 17:47 WIB
Arief Junianto
Pemkab Gunungkidul Pantau Kondisi Tanaman Pangan di Awal Musim Hujan, Begini Hasilnya Ilustrasi. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terus memantau tanaman pangan yang ditanam petani di musim tanam pertama. Adapun hasilnya, tidak ada masalah karena tanamannya dapat tumbuh dengan subur.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan upaya pengawasan dan pendampingan terus dilakukan. Langkah ini sebagai sarana mengoptimalkan hasil produktivitas pertanian di masyarakat.

Advertisement

Meski belum bisa menyebutkan secara pasti jumlah luas tanam di awal musim hujan ini, dia mengakui bahwa hasil pengamatan lapangan tidak ada masalah. Pasalnya, tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan subur. “Wilayah selatan dapat 100 persen tumbuh [tanaman]. Hal yang sama juga terlihat di sektor utara karena tidak ada yang mati,” katanya, Senin (7/11/2022).

Raharjo berharap dengan awal yang baik ini, maka hasil panen nantinya bisa lebih optimal. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa untuk memaksimalkan hasil harus didukung dengan perawatan dan pemeliharaan secara berkala. “Tidak boleh dibiarkan karena harus tetap dirawat agar tanaman bisa tumbuh dengan subur,” katanya.

BACA JUGA: Pemuda asal Sleman yang Ditelan Ombak Jungwok Ditemukan Tak Bernyawa

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi menambahkan petani diminta waspada karena potensi serangan hama di awal masa tanam, salah satunya hama tikus. Dia mengungkapkan, cara antisipasi dapat dilakukan dengan pemantauan secara berkala sejak dari penanaman.

“Deteksi dini sangat penting agar serangan tidak meluas dan bisa segera diatasi secepat mungkin pada saat ada serangan,” katanya.

Disinggung soal tingkat serangan selama ini, Rismiyadi mengakui ada wilayah yang diserang tikus. Hanya saja, dia mengklaim tingkat serangan masih dibatas toleransi karena dampaknya tidak sampai mengakibatkan kegagalan panen. “Potensi tetap ada di setiap wilayah. Untuk itu harus ada upaya antisipasi dengan pemantauan hama tanaman sejak mulai penanaman,” katanya.

Menurut dia, upaya penangulangan hama tikus tidak hanya dilakukan dengan pemantauan yang ditindaklanjuti dengan pembasmian hama. Namun demikian, sambung Rismiyadi, juga ada upaya pelepasliaran burung hantu jenis Tyto alba yang menjadi musuh alami dari tikus.

“Tahun ini yang dilepaskan sebanyak 15 ekor di Kalurahan Banaran. Rencananya tahun depan ada tambahan burung hantu yang dilepasliarkan di area persawahan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement