Advertisement
Kenaikan UMP DIY Ditetapkan di Bawah 10%, Buruh: Permenaker Inkonsistusional

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY menolak Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.18/2022 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang membatasi kenaikan UMP maksimal hanya 10%. Selain menyebabkan sulitnya mewujudkan upah layak di DIY, Permenker No.18/2022 dinilai inkonstitusional atau cacat hukum.
Kenaikan UMP DIY pada 2023 yang di bawah 10%, menurut MPBI, hanya akan menaikan upah paling tinggi tak sampai Rp2,5 juta. Padahal kalkulasi hidup layak di DIY perlu upah diantara Rp3,5-4 juta, sehingga upah Rp2,5 juta hanya kondisi buruh semakin sengsara.
Advertisement
Ketua MPBI DIY, Irsyad Ade Irawan menjelaskan angka Rp3,5-Rp4 juta untuk hidup layak di DIY berasal dari survei yang dilakukannya. “Angka kenaikan 10 persen ini tidak mungkin membuat pekerja di DIY sejahtera dan makin menjauhkan kesejahteraan pekerja di DIY dibanding daerah lain,” jelasnya, Selasa (22/11/2022).
BACA JUGA: Mitigasi Gempa, Dinas PUP-ESDM DIY Bangun Bantuan Rumah Tahan Gempa
Permenaker No.18/2022, kata Irsyad, juga inkonstitusional karena turunan dari Omnibus Law. “Keputusan Majelis Konstitusi [MK] menyebut tak boleh mengeluarkan produk hukum strategis dari Omnibus Law, keputusan MK tersebut berkekuatan hukum tetapi kok Kemenaker malah mengeluarkan peraturan seperti itu yang melanggar hukum,” ujarnya.
Irsyad menjelaskan Permenaker No.18/2022 adalah peraturan strategis karena berpengaruh langsung ke masyarakat dan berkaitan dengan dimensi sosial lain.
“Namanya upah itu kebijakan strategis, berarti Permenaker No.18/2022 ini inkonstitusional, upah itu berkaitan dengan hajat hidup orang banyak,” tegasnya.
Penolakan MPBI DIY yang diadakan dengan aksi teatrikal di halaman kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY tersebut diikuti puluhan buruh.
Kepala Disnakertrans DIY Aria Nugrahadi menyebut akan menampung aspirasi tersebut. “Namun itu aturan dari Pusat tentu kami ini tak punya banyak kewenangan, UMP 2023 juga masih digodok dengan berbagai pihak terutama Dewan Pengupahan,” kata Aria, Selasa siang.
Aria menjelaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak lain terkait UMP DIY 2023. “Akan ditetapkan pada 28 November nanti, dalam penetapan tetu sesuai prosedur dengan melibatkan serikat pekerja dan asosiasi pengusaha,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Ukraina Kini Minta Bantuan Pesawat dan Rudal kepada NATO
Advertisement

Bukan Kompetitor, Wisata Joglosemar Diminta Lebih Bersinergi
Advertisement
Berita Populer
- Brio Oleng, Tabrak Pembatas Jalan hingga Hantam Bus di Ringroad Utara
- Tol Jogja-Bawen Habiskan 3 Juta Meter Kubik Tanah Uruk, Ditambang di Area DIY!
- Tanah Uruk Tol Jogja-Bawen Diambil di DIY, Ini Penjelasan Pemda Terkait Perizinan
- Jalan Godean & Kaliurang Terpadat di Sleman, Jalan Wates Paling Banyak Kecelakaan
- Kasus Menurun, Covid-19 di Kulonprogo Banyak Ditemukan Pada Lansia
Advertisement
Advertisement