Guru di Jogja Diminta Ajarkan soal Moderasi Beragama di Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengimbau para guru berbagai jenjang pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasukkan nilai-nilai moderasi beragama dalam materi pelajaran untuk mencegah bibit radikalisme di sekolah.
"Kami mendorong bapak, ibu guru dari berbagai macam tingkat pendidikan mengembangkan strategi pembelajaran dengan memasukkan nilai-nilai moderasi beragama," kata Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Czi Rahmad Suhendro di Yogyakarta, Rabu (23/11/2022).
Advertisement
Rahmad mengatakan hal itu saat membuka acara "Internalisasi Nilai-nilai Agama, Sosial, Ekonomi, Budaya melalui Training Of Trainer menjadi Guru Pelopor Moderasi Beragama" di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Yogyakarta, Rabu.
Menurut Rahmad, nilai-nilai moderasi beragama yang dapat disisipkan dalam materi pelajaran meliputi toleransi, semangat kebangsaan, saling menghormati, dan menghargai keragaman atau kebinekaan.
Sebagai lembaga negara yang mendapat mandat untuk menanggulangi terorisme, BNPT selama ini berusaha keras tidak hanya melalui penindakan tegas namun juga menggelar program-program dengan pendekatan bersifat lunak.
Kegiatan itu merupakan salah satu bentuk penanggulangan terorisme secara lunak dengan melibatkan berbagai komponen bangsa, khususnya melalui partisipasi aktif pemangku kepentingan di bidang pendidikan.
BACA JUGA: Bocah 4 Tahun Korban Gempa Cianjur Selamat Setelah Tertimbun 3 Hari
"BNPT yakin bahwa dalam konteks pencegahan radikalisme dan terorisme, pendekatan lunak adalah pilihan yang paling tepat. Kami tentunya sangat ingin mencegah paham radikal dan terorisme tanpa harus menimbulkan dendam berkepanjangan," jelas Rahmad.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY Bambang Wisnu Handoyo mengatakan kegiatan training of trainer itu diikuti sebanyak 100 guru dari berbagai jenjang pendidikan, mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), TK, SD, SMP, hingga SMA.
Bambang berharap para pendidik mampu melakukan pelatihan serupa dalam menepis bibit radikalisme di lembaga pendidikan, khususnya di Yogyakarta.
"Paling sederhana menangkal intoleransi sama radikalisme. Kami butuh itu. Misalnya, jangan sampai ada sekolah yang untuk menjadi ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) harus muslim," katanya.
Selain mampu mengajarkan nilai moderasi beragama, Bambang berharap para guru memberikan contoh melalui sikap dan perilaku yang moderat di hadapan siswa.
"Kadang-kadang, tanpa sengaja intoleransi diciptakan oleh kelompok-kelompok elit sendiri. Misalnya, guru-guru yang tidak sengaja melakukan hal yang intoleran, mereka lupa kalau murid itu mengawasi," ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement