Kisah Ratu Pendiri Borobudur Prambanan Bakal Dijadikan Sendratari
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah seniman dan pegiat pariwisata DIY menciptakan sendratari Maharatu Pramodawardhani yang merupakan salah satu nama pendiri Candi Borobudur, Prambanan dan Plaosan. Keberadaan sendratari ini diharapkan bisa mendistribusikan informasi sejarah masa lalu ke masyarakat. Selama ini yang dikenal masyarakat justru sendratari Ramayana berasal dari India.
Pramodawardhani adalah putri raja Samaratungga dari keluarga Sailendra yang kemudian menikah dengan Rakai Pikatan. Menurut prasasti Kayumwungan ia adalah orang yang meresmikan Candi Borobudur yang saat itu disebut dengan istilah jinaka bertingkat yang indah.
Advertisement
"Ratu Pramudawardani merupakan tokoh wanita klasik Jawa yang memiliki peninggalan berupa Borobudur. Pembuatan sendratari itu diharapkan bisa lebih dikenal sebagai tokoh besar yang kini peninggalannya menjadi salah satu keajaiban dunia," kata Budiono Santoso Setradjaja dari Komunitas Medang Heritage Society dalam diskusi Sendratari Maharatu Pramodawardhani di UC UGM, Rabu (23/11/2022).
Tarian ini butuh penyelesaian sekitar beberapa bulan dan ditargetkan selesai pada pertengahan 2023 mendatang. Nantinya akan disuguhkan kepada masyarakat terutama wisatawan yang mencari wisata budaya Jumlah penari yang dibutuhkan untuk memainkan sendratari ini sekitar 50 orang. Ia berharap sendratari Pramowardhani ini bisa populer seperti Ramayana yang tak dibikin oleh India.
Baca juga: Tidak Habis Pikir, YouTuber Ini Pecahkan Rumus Matematika 1+1 Selama 24 Jam
"Kita enggak tahu Ramayana yang merupakan cerita dari India kok begitu populer, kita yang memiliki cerita fakta menarik tentang Pramowardhani tapi tidak ada yang tahu," ujarnya .
Pencipta Sendratari Pramodawardhani, Nurkotimah menjelaskan sendratari ini akan menggambarkan sosok Pramodhawardani yang cantik. Dari sisi gerak tarian akan menggunakan referensi gerak Siwa Pandawa yang terpahat pada pagar luar Candi Siwa Prambanan. Begitu juga musik sendratari tetap menjadikan relief candi Prambanan sebagai referensi utama dipadukan dengan musik etnik era saat ini.
"Sendratari ini dibuat berdasarkan kajian sejarah abad 8 dan 9 Masehi. Selain itu pada penggambaran relief Candi Prambanan dan Candi Sewu. Yang akan selalu ada dari sendratari adalah kisah perangnya juga," katanya.
Ahli Arkeometalurgi UGM Profesor Timbul Haryono menilai cerita sejarah klasik memang harus disampaikan agar dikenal masyarakat. Terutama yang klasik dan kuno seringkali hanya diketahui sebatas oleh mahasiswa tertentu saja. Masyarakat hanya mengetahui bukti bangunan. Ia mengaku pernah membuat sejumlah sendratari seperti Borobudur, Siwa Graha, Candi Prambanan hingga Abayagiri Wigara bercerita tentang Ratu Boko, akan tetapi rata-rata tidak berlangsung lama.
"Sendratari Pramodawardhani akan membawa pesan khusus berkaitan dengan perempuan yang sudah memegang peranan penting," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement