Advertisement
Mewujudkan Sekolah Sehat dengan Optimalisasi Promosi Kesehatan untuk Siswa

Advertisement
Yogyakarta– Terciptanya Sekolah sehat membutuhkan kontribusi dan peran aktif dari berbagai pihak. Terutama pada saat ini, dimana masa pandemi masih belum berakhir namun kegiatan pembelajaran tatap muka sudah dimulai. Sekolah tentu saja harus memperhatikan kondisi kesehatan dari para siswa. Program Sekolah sehat yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2022 ini tentu saja memerlukan dukungan dan peran serta dari berbagai pihak.
Salah satu upaya untuk dapat mencapai Sekolah sehat ini adalah dengan Promosi kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah selama ini masih dirasa belum optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan promosi kesehatan disekolah adalah dengan adanya mitra. Kontribusi mitra dalam menciptakan sekolah sehat diantaranya Peningkatan kegiatan edukatif dan penyediaan ahli, Penyediaan sarana prasarana penunjang kegiatan sekolah sehat, penyelenggaraan kampanye kreatif melalui media massa maunpun media social dan berbagai aktivitas yang lain.
Pengabdian kepada masyarakat yang merupakan salah satu poin dari tridarma perguruan tinggi dapat berperan disini. Perguruan tinggi dapat mengambil peran dalam mewujudkan Program Sekolah sehat dengan berbagai kegiatan. Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan bekerja sama dengan SMP Muhammadiyah 1 Minggir melaksanakan program guna mewujudkan Sekolah sehat di sekolah tersebut.
Tim ini diketuai oleh yang diketuai oleh apt. Llina Widiyastuti, M.Sc dengan anggota apt. Deasy Vanda Pertiwi, M.Sc dan apt. Susan Fitria Candra Dewi, M.Sc. Kegiatan dilaksanakan pada 13 Juli dan 15 Oktober 2022.
Kegiatan pertama dilaksanakan dengan penyampaian promosi kesehatan mengenai Narkotika, Psikotropika dan Zat aditif lainnya (NAPZA) oleh apt. Susan Fitria CandraDewi, M.Sc. Materi ini diberikan mengingat siswa usia SMP merupakan peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, dimana pada masa-masa tersebut anak-anak sangat mudah dipengaruhi atau diajak melakukan hal baru yang bagi mereka dirasa menarik seperti mencoba minuman keras, merokok dan semacamnya.
Kemudian di kegiatan kedua, apt Lina Widiyastuti, M.Sc dan apt Deasy Vanda pertiwi, M.Sc memberikan materi dan pelatihan pembuatan handsanitizer. Kondisi pandemic yang memasuki new normal dan kegiatan pembelajaran yang sudah rutin dilaksanakan secara tatapmuka mengharuskan semua siswa maupun guru untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan membiasakan diri dengan personal hygiene yang ketat. Handsanitizer yang sejak pandemic menjadi barang wajib harus selalu dibawa agar dapat digunakan saat tidak dapat mencuci tangan dengan sabun.
Pelatihan pembuatan handsanitizer diberikan agar siswa-siwa di SMP Muh 1 Minggir ini lebih paham mengenai apa sebenernya handsanitizer itu, fungsinya dan mengapa harus digunakan pada masa pandemic ini, serta bahan-bahan dan cara pembuatannya. Harapannya Ketika guru dan siswa di SMP Muh 1 Minggir ini mengetahui bahan-bahan dan cara pembuatannya, dapat membuat sendiri untuk kebutuhan di sekolah sehingga personal hygiene di sekolah akan dapat terlaksana dengan baik. (**)
BACA JUGA: Laptop Harga 6 Jutaan Terbaik, Mulai Axioo Mybook Hingga Acer Aspire
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pemecahan Rekor Muri Pesta Cukur Rambut Massal Gratis di Mangkunegaran Solo
- 1 Orang Sakit, 2 Calhaj Embarkasi Solo asal Semarang Diturunkan di Medan
- Menjulang 102,3 Meter, Cypress Raksasa di Tibet Jadi Pohon Tertinggi di Asia
- Tak Terduga, KUA Karanganom Klaten Kebanjiran Calon Pengantin pada Mei 2023
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kuliner Unik, Restoran Ini Sajikan Ramen dengan Kutu Laut Raksasa
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Warga Serentak Minum Jamu Tradisional di Alun-Alun Selatan Jogja
- Begini Desain Erection Girder Tol Jogja Bawen untuk Selamatkan Aliran Selokan Mataram
- Pecahkan Rekor MURI, 1.000 Bibit Jintan Hitam Ditanam di Cangkringan
- Begini Akal Bulus Pelaku Mafia Tanah Kas Desa, Korban Dijanjikan Sertifikat HGB Bisa Diubah Jadi SHM
- Di DIY Ada 400 Penyintas Kanker Baru Setiap Tahun
Advertisement
Advertisement