Advertisement

Promo November

Jadi Sentra Sate Klatak, Bantul Kekurangan Pasokan Kambing

Newswire
Senin, 05 Desember 2022 - 20:57 WIB
Bhekti Suryani
Jadi Sentra Sate Klatak, Bantul Kekurangan Pasokan Kambing Ilustrasi kambing. - Solopos/Sunaryo Haryo Bayu

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL– Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih mendatangkan kambing dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut sebagai bahan baku kuliner bagi pengusaha daerah ini.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih di Bantul, Senin (5/12/2022), mengatakan, Bantul diandalkan oleh DIY sebagai kabupaten penghasil kambing, tetapi kemampuan Bantul untuk memproduksi kambing masih jauh dari mencukupi kebutuhan yang ada, tidak hanya di DIY.

Advertisement

"Bahkan untuk kebutuhan Bantul saja itu juga belum mencukupi, akhirnya kita masih mengimpor dari daerah luar itu dalam jumlah yang besar," katanya.

Dia mengatakan, kebutuhan kambing di Bantul untuk memenuhi permintaan pasar pengusaha kuliner berbahan baku kambing di sentra Pleret, setiap hari mencapai 700 ekor kambing, sementara produksi kambing di peternak Bantul masih puluhan ekor per hari. Seperti diketahui, Bantul tenar sebagai sentra kuliner kambing seperti sate klatak.

BACA JUGA: Jogja Terancam Darurat Sampah, Pemkot Kerja Keras Cari Solusi

"Mana ada peternak di Bantul itu yang setiap hari bisa melahirkan anakan kambing sejumlah 700 ekor, kan tidak ada, masih jauh dari kebutuhan, paling hanya beberapa puluh saja per hari, dengan demikian maka kita punya peluang yang besar," katanya.

Dia mengatakan, peluang tersebut bisa ditangkap Bantul dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dulu, seperti petugas inseminasi buatan atau inseminator yang bertugas melayani kawin suntik kepada peternak dalam percepatan kelahiran atau populasi ternak.

"Inseminator itu kita fasilitasi dengan semen beku semen beku untuk diinseminasikan di sapi ataupun kambing, tetapi masyarakat yang mau beternak kambing itu kan harus disiapkan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat Bantul yang beternak kambing itu disamping memerlukan tambahan modal untuk melakukan aktivitas penggemukan ternak, juga harus terpenuhi skala ekonomi. Ternak yang dikembangkan jumlahnya harus puluhan.

"Jadi, percuma kalau ngerawat kambing cuma tiga atau lima ekor, pasti tidak untung, kecuali itu hanya 'klangenan' atau hanya tabungan tidak ditarget keuntungan boleh itu, tetapi ini aktivitas ekonomi, bukan aktivitas klangenan," katanya.

Dia juga berharap, para petugas inseminator yang menyuntikkan semen beku ke ternak harus bisa menjamin bahwa hasilnya bagus. Jadi menginseminasi ternak milik masyarakat, tapi masyarakat juga bisa melakukan penggemukan ternak dengan baik.

"Jadi dari hulu sampai hilir memang harus tertata, karena sampai hari ini kita masih mendatangkan tiap hari itu ratusan ekor kambing, dari Garut, Temanggung, Wonosobo Magelang, dan dari mana mana," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement