Advertisement
Sleman Inklusi Siap Wujudkan Disabilitas Unggul
Advertisement
SLEMAN—Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember menjadi momentum untuk meneguhkan komitmen pemerintah daerah, lembaga, swasta dan masyarakat dalam upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di berbagai sektor. Komitmen pembangunan inklusif yang setara diperlukan untuk mendorong peran penyandang disabilitas agar menjadi pilar utama pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengatakan Pemkab Sleman terus berupaya agar para penyandang disabilitas dapat menjadi bagian masyarakat yang berperan aktif mewujudkan tatanan dunia yang inklusif, aksesibel dan berkelanjutan. "Pembangunan inklusi di Sleman tidak hanya bertujuan untuk menciptakan lingkungan ramah disabilitas, tetapi juga memberikan dukungan nyata terhadap peningkatan kesetaraan, kesempatan dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas," katanya, Rabu (7/12/2022).
Advertisement
Di Sleman, jumlah penyandang disabilitas pada 2022 tercatat 7.162 jiwa, terdiri dari disabilitas fisik 4.084 jiwa, disabilitas mental 2.900 jiwa dan gabungan disabilitas fisik dan mental 168 jiwa. "Angka ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari warga masyarakat yang memiliki hak hidup, hak beraktivitas, hak untuk mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama di tengah masyarakat," kata Danang.
Untuk mendukung kalangan disabilitas, Pemkab Sleman menganggarkan Rp2,49 miliar untuk bantuan sosial bagi penyandang disabilitas berat. Bantuan ini berupa pemberian bantuan jaminan hidup Rp1,2 juta per orang selama setahun bagi 400 penyandang disabilitas berat. Mereka juga memperoleh uang jaminan sosial sandang Rp240.000 per tahun. Pemkab juga memberikan bantuan alat bantu penunjang mobilitas melalui Program Layanan Sambang Warga (Lasamba) sebesar Rp20 juta per penerima.
Selain penyandang disabilitas, Pemkab juga memberikan bantuan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang telah mengikuti pelatihan sebesar Rp10 juta per penerima. "Penyandang disabilitas tidak hanya membutuhkan bantuan dana namun butuh pemberdayaan agar mereka dapat mandiri dan berdikari," katanya.
Oleh karena itu, Pemkab Sleman memberikan program rehabilitasi berupa bekal keterampilan untuk hidup mandiri secara ekonomi. Program yang diberikan di antaranya pelatihan boga, pelatihan pijat refleksi, serta pendampingan usaha. "Pemkab Sleman juga bersinergi dengan Bapel Jamkesos DIY memberikan layanan Jaminan Kesehatan Khusus Terpadu bagi masyarakat berkebutuhan khusus," ujarnya.
Pada 2023, Pemkab Sleman melalui Dinas Sosial mencanangkan program pelatihan marketing online bagi Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), pembinaan keluarga disabilitas orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), serta pembinaan pendampingan usaha bagi disabilitas.
"Berbagai program ini diharapkan dapat menempatkan para penyandang disabilitas untuk mendapatkan kesetaraan, kesempatan dan aksesibilitas. Saya mengajak seluruh masyarakat Sleman untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan," kata Danang. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Empat Anggota Dewan Diperiksa KPK Terkait Titipan Paket Pekerjaan APBD
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Langgar Aturan, Sejumlah Tempat Hiburan Kena Semprit, Salah Satunya Milik Artis Nasional
- Antisipasi Cuaca Ekstrem, Masyarakat DIY Diminta Memangkas Pohon
- Pemda DIY Targetkan Jalan Godean Kembali Mulus Setelah Lebaran
- DP3AP2KB Jogja Wujudkan Kalangan Lanjut Usia Tangguh lewat Program Sekolah Lansia
- Kenakalan Remaja Marak saat Ramadan, Disdikpora DIY Minta Sekolah Ikut Mengawasi
Advertisement
Advertisement