Advertisement
Pengunjung Teras Malioboro Tembus 10.000 Per Hari, Pedagang Diimbau Jangan Nuthuk!

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah pengunjung di Teras Malioboro 1 yang merupakan Pedagang Kaki Lima (PKL) eks pedestrian Malioboro terus meningkat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Pedagang diimbau untuk memberikan layanan terbaik dengan tidak nuthuk harga dan diminta untuk menuliskan harga barang yang dijual.
Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari mengatakan Teras Malioboro saat ini menjadi salah satu destinasi tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Malioboro. Terutama saat liburan Natal dan jelang tahun baru saat ini, berdasarkan laporan dari pengelola mengalami peningkatan signifikan.
Advertisement
BACA JUGA : Kalau Ada Kasus Nuthuk Harga di Jogja, Laporkan ke Sini!
“Dengan adanya peningkatan pengunjung ini, harapan kami menjadi kabar baik bagi para pedagang. Artinya mereka sudah mulai banyak mendapatkan pelanggan, wisatawan sudah tahu lokasi jualannya,” kata politikus PDIP ini, Kamis (29/12/2022).
Ia sempat melakukan kunjungan bersama Dinas Koperasi dan UKM DIY ke sejumlah pedagang untuk mengetahui proses dalam melayani pengunjung. Menurutnya beberapa pedagang sudah banyak yang mencantumkan harga barang sehingga wisatawan bisa memilih.
“Kami juga mengimbau ke mereka agar tidak nuthuk harga, kalau saya lihat yang kuliner semua sudah mencantumkan harga. Untuk yang fesyen juga sudah banyak yang mencantumkan harga,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi menambahkan jumlah pengunjung Teras Malioboro 1 selama libur Nataru ini mencapai 10.000 orang per hari. Pada hari-hari biasa rata-rata berada di angka 3.000 pengunjung. “Kalau ditotal sejak awal buka sampai Desember ini jumlah pengunjung sekitar 2 juta orang,” katanya.
BACA JUGA : Viral Parkir Nuthuk di Kawasan Malioboro, Alasannya karena
Siwi mengatakan Sebagian besar pedagang sudah memahami prosedur berjualan, salah satunya memiliki komitmen untuk melayani wisatawan dengan baik. Sehingga rata-rata sudah menampilkan harga barang dan wisatawan bisa memilih barang atau kuliner yang akan dibeli.
Adapun dari sisi jumlah transaksi harian, Siwi belum dapat memastikan. Namun dari metode transaksi, Sebagian besar sudah menggunakan nontunai. “Kalau satu orang belanja Rp100.000 misalnya, sudah cukup banyak, tetapi dengan proses yang baru [pindah] ini sudah mulai membaik jumlah pembelinya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement