Advertisement
Kalau Ada Kasus Nuthuk Harga di Jogja, Laporkan ke Sini!

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Pemkot Jogja meminta wisatawan yang menjadi korban nuthuk harga melapor ke pemerintah melalui sejumlah jalur.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan, masyarakat yang hendak melapor atas hal-hal yang merugikan saat berwisata di Jogja, bisa menggunakan aplikasi Jogja Smart Service (JSS) atau langsung ke petugas Jogoboro di sepanjang Malioboro. Namun usahakan pelapor melampirkan bukti dan identitas yang jelas.
Advertisement
“Persoalannya, seringkali laporan tidak lengkap, tidak didukung identitas atau indikasi atau bukti yang cukup untuk menemukan atau mencari pelakunya. Perlu waktu untuk menemukan orang atau kasusnya, perlu didukung bukti untuk menjatuhkan sanksi dan lainnya,” katanya, Senin (18/4/2022).
Dalam kasus terakhir, salah satu pengendara becak di Kawasan Malioboro mematok harga tinggi. Seorang warganet kala itu ditawari berkeliling Malioboro menggunakan becak dengan tarif Rp20.000. Namun bukannya berkeliling Malioboro, pengendara becak justru membawa penumpang ke tempat oleh-oleh yang menurutnya tergolong mahal. Sesampainya di penginapan, tukang becak meminta ongkos sebesar Rp80.000. Dalam laporan ini tidak jelas pengencara becak ini tergolong becak kayuh atau becak motor.
BACA JUGA: Dosen UGM Pengejek Ade Armando Terancam Disanksi
Menindaklanjuti kasus ini dan kasus-kasus nuthuk lainnya, sudah ada pemanggilan pada komunitas masyarakat yang bergerak di bidang pariwisata. Sudah ada komitmen untuk tidak memaksa penumpang membeli produk di tempat oleh-oleh tertentu.
“Berdasarkan laporan yang sering dilaporkan, [pelaku nuthuk] adalah bentor atau becak mesin, dan sangat jarang becak engkol. Maka kemarin sudah dipanggil, dan diberi sanksi tegas,” kata Heroe.
Para penjual oleh-oleh juga sudah diminta memperbaiki cara penjualannya. Masyarakat sudah mengetahui tempat memperoleh oleh-oleh dari berbagai informasi. Sehingga apabila dipaksakan untuk masuk ke toko tertentu melalui bentor atau lainnya, justru bisa menjadikan toko-toko tertentu tidak dipilih oleh wisatawan.
“Ada banyak tukang becak, andong, dan lainnya yang baik dan memberi layanan yang baik. Begitu juga ada banyak toko oleh-oleh yang selama ini sudah menjadi pilihan dan jujugan para wisatawan karena pelayanan yang baik selama ini. Maka dengan adanya kasus-kasus seperti ini, sebenarnya menjadi kasihan bagi tukang becak, andong, dan toko oleh-oleh yang selama ini sudah memberikan layana baik dan memuaskan. Bisa menjadi korban dari ulah oknum-oknum yang segelintir itu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Harga Beras Lokal di Jepang Naik, Swalayan Pilih Pasarkan Impor
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Lebat Kamis Sore Sebabkan Banjir di Tirtonirmolo Bantul
- PT KAI Meminta Warga Lempuyangan Mengosongkan Rumah Sengketa Dalam Tujuh Hari
- Bupati Bantul Minta Tenaga Kerja Terkena PHK Diserap dalam Program Padat Karya
- Kegiatan Jumat Bersih Menyasar Kawasan Pantai di Gunungkidul
- Kasus DBD di Bantul Meningkat Tajam, Kapanewon Imogiri Jadi Wilayah Terbanyak Pasien
Advertisement