Advertisement
Rawan Ambles, Perbaikan Jalan Menuju Srikemenut Butuh Kajian Khusus
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul menyatakan butuh kajian khusus untuk memperbaiki jalan menuju desa wisata Srikemenut, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul. Sebab, sudah tiga kali perbaikan jalan, namun tetap ambles.
Kepala DPUPKP Bantul, Aris Suharyanta mengatakan dari hasil pengecekan amblesnya jalan yang menghabiskan anggaran sekitar Rp1,2 miliar tersebut murni karena kontur tanah di bawah jalan yang rawan ambles. Sehingga amblesnya jalan tersebut bukan karena pihak kontraktor pembangunan jalan.
Advertisement
“Enggak ada kesalahan dari kontraktor, itu sejak awal sampai akhir pengerjaan jalan ada pengawasan terus. Amblesnya jalan Itu sudah terjadi tiga kali dari tahun lalu. Ini yang terakhir,” katanya saat dihubungi Senin (2/1/2023).
Menurutnya amblesnya jalan yang berada di Dusun Kedungmiri itu karena ada aliran air di bawah tanah. Aliran air itu bukan dari air permukaan atau air dari saluran irigasi sawah di sekitar jalan. Pihaknya juga tidak mengetahui sumber air tersebut dari mana. Namun untuk jalur keluarnya air diketahui di sisi selatan jalan. Ada sekitar empat titik keluar air di bawah jalan tersebut.
Baca juga: Target Pendapatan Sektor Pariwisata Bantul 2022 Tak Tercapai, Ini Penyebabnya..
Karena sudah tiga kali perbaikan jalan dan ambles terus, sehingga pihaknya membutuhkan kajian terlebih dahulu sebelum membangun jalan. Rencananya DPUPKP akan berkonsultasi dengan tim ahli di Fakultas Tehnik Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Kami sudah berkirim surat ke Fakultas Tehnik UGM dan sudah diterima untuk audiensi besok. Harapan kami nanti tim ahli mengecek kondisi dilapangan dan rekomendasi apa yang harus dilakukan supaya pembangunan jalan bisa tahan lama,” ucapnya.
Seorang warga Kalurahan Sriharjo, Joko mengatakan jalan yang rusak menuju objek wisata Srikeminut berada di Dusun Kedungmiri yang jaraknya tak kurang dari satu kilometer dari objek wisata Srikeminut. Menurutnya jalan yang rusak sejak sepekan lalu itu masih bisa dilewati khusus untuk sepeda motor dan sepeda kayuh. “Tapi kalau dilewati kendaraan roda empat tidak bisa,” ujarnya.
Joko juga mengakui lokasi jalan ambles tersebut bukan kali pertama terjadi, namun sudah tiga kali perbaikan dan tiga kali ambles tak lama setelah diperbaiki. Ia menduga karena struktur tanahnya yang labil akibat ada aliran air di bawah tanah.
Warga Kalurahan Selopamioro, Anang Zakaria mengatakan kerusakan jalan tersebut tidak mempengaruhi kunjungan wisata ke desa wisata Srikemenut, karena destinasi tersebut masih bisa ditempuh mekipun harus memutar lewat Jalan Selopamioro. Kemudian lewat Jembatan Kedung Jati dan sampai Srikemenut.
“Jadi kalau akses untuk wisata ke Srikeminut tidak terlalu mengganggu dan masih bisa dilalui namun hanya dengan sepeda kayuh atau sepeda motor saja, kalau mobil bisa lewat Selopamioro,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

20 Ribu Koperasi Merah Putih Akan Peroleh Modal, Rp3 Miliar
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Sri Sultan HB X: Kita Harus Lebih Peka Terhadap Kondisi Masyarakat
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
Advertisement
Advertisement