Advertisement
Target Pendapatan Sektor Pariwisata Bantul 2022 Tak Tercapai, Ini Penyebabnya..
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pariwisata Bantul memastikan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata selama 2022 tidak tercapai. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan pandemi Covid-19 disebut-sebut menjadi penyebabnya.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan PAD selama satu tahun terakhir hanya mampu menyentuh di angka Rp26,5 miliar dengan kunjungan wisatawan sebanyak 2.728.016 (2,7 juta). Angka tersebut masih sekitar 82,8% dari target sebesar Rp32 miliar dengan target kunjungan wisatwan sebanyak 3,3 jutaan.
Advertisement
“Untuk 2022 sesuai yang ditargetkan Rp32 miliar memang faktanya sampai akhir tahun tidak tercapai. Hanya di angka 2,7 juta orang dengan perolehan PAD 26,5 miliar,” kata Kwintarto, saat ditemui di kantornya, Senin (2/1/2023).
BACA JUGA : Naik Rp3 Miliar ketimbang Tahun Lalu, Segini Total PAD
Menurut Kwintarto ada beberapa persoalan tidak tercapainya target kunjungan wisatawan maupun PAD sektor pariwisata. Sebenarnya, kata dia, dari Januari-Juli kondisi pariwisata di Bantul sudah hampir mendekati normal meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Namun sejak ada kenaikan BBM pada awal September lalu, kunjungan wisatawan jeblok sampai 80 persen," ujarnya.
Bahkan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang biasanya PAD mencapai Rp3 miliar hingga 3,5 miliar di tahun-tahun sebelum pandemi, pada Nataru kali ini hanya Rp1,5 miliar. Padahal, ia melanjutkan okupansi hotel di Jogja diinformasikan penuh, namun berbanding terbalik dengan kunjungan wisatawan ke Bantul.
Biasanya banyak kendaraan plat luar daerah pada liburan Nataru. Namun saat Nataru 2022 tidak banyak seperti sebelum pandemi Covid-19. “Kami cermati betul bahwa kondisi ekonomi akhir 2022 posisinya belum begitu membaik, minat wisata belum begitu banyak,” ujarnya.
BACA JUGA : Diserbu Komunitas Motor Klasik, PAD Pariwisata Bantul
Kwinatarto mengklaim kondisi merosotnya kunjungan wisatawan objek wisata yang dikelola Pemkab Bantul bukan hanya dirasakan oleh Bantul. Ia sudah mengecek ke kabupaten tetangga dan ternyata kondisinya sama. Mengalami penurunan jumlah wisatawan selama 2022 ini, meski pun jumlahnya tidak sama.
Lebih lanjut mantan Panewu Sewon ini mengatakan jumlah kunjungan wisatawan 2,7 juta tersebut baru terhitung di objek wisata yang dikelola Pemkab Bantul, seperti Pantai Parangtritis-Depok, Pantai Samas, Pantai Baru, Pantai Kwaru, Pantai Goa Cemara, Pantai Pandansimo, Goa Selarong, dan Goa Cerme. Adapun wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang dikelola masyarakat diprediksi lebih banyak.
Ia menjelaskan hitungan jumlah wisatawan di Bantul selama ini biasanya 40% kunjungan ke destinasi wisata beretribusi atau yang dikelola Pemkab dan 60% ke destinasi wisata yang dikelola masyarakat. Jika selama 2022 ini kunjungan ke destinasi wisata beretribusi sebanyak 2,7 juta, maka kunjungan ke destinasi lain bisa sampai 3-3,5 jutaan.
“Seperti ke Dlingo tak terhitung. Lalu yang di desa wisata, belum lagi di sentra wisata batik, kulit dan grabah kalau dihitung lebih banyak lagi. Tapi kami belum dapat datanya,” tandasnya.
BACA JUGA : Target PAD Pariwisata Bantul Tahun Ini Dipastikan Gagal
Kasi Promosi dan Informasi Wisata, Dinas Pariwisata Bantul, Markur Purnomo Adi menambahkan meskipun target PAD tahun 2022 jeblok, namun khusus untuk target libur Natal dan Tahun Baru lalu sudah tercapai. Ia mencatat selama kurun tanggal 24 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023 ada sebanyak 151.009 orang yang berwisata ke Bantul.
“Dari itu 130.322 orang di antaranya mengunjungi Pantai Parangtritis,” katanya. Pernyataan tersebut merevisi pernyataan sebelumnya terkait tidak tercapainya jumlah wisatawan selama libur Nataru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement